Duka Poso Pascagempa M5,8: Dua Warga Tewas, Puluhan Rumah Rata dengan Tanah, BNPB Salurkan Bantuan Darurat
Laporan: Fajrin Nirwan Salasiwa
POSO | SUARAGLOBAL.COM – Guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 yang melanda Kabupaten Poso pada Minggu (17/8/2025) menyisakan duka mendalam. Tidak hanya menelan korban jiwa, gempa ini juga merusak puluhan rumah warga, fasilitas pendidikan, hingga tempat ibadah.
Sehari setelah bencana, Senin (18/8/25), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., langsung terjun ke Poso untuk meninjau kondisi lapangan. Peninjauan pertama dilakukan di SDN 01 Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, yang plafon ruang kelasnya ambruk menimpa meja dan bangku. Aktivitas belajar pun dihentikan sementara demi keselamatan siswa.
Dialog Hangat dengan Warga Terdampak
Tak hanya memantau kerusakan, Suharyanto juga menyempatkan diri berdialog dengan warga terdampak di Kantor Desa Tangkura. Dalam forum sederhana itu, aspirasi warga didengar langsung oleh Kepala BNPB. Warga mengaku lega atas kehadiran pemerintah yang memberi semangat untuk bangkit.
“Saya berpesan agar warga segera mengecek kondisi rumah masing-masing. Jika struktur sudah rapuh, sebaiknya jangan dulu ditempati demi keselamatan,” tegas Suharyanto.
Berdasarkan kaji cepat sementara, Desa Tangkura menjadi lokasi paling terdampak dengan rincian:
8 warga luka ringan
49 rumah rusak berat
34 rumah rusak ringan
3 rumah ibadah gereja terdampak
1 sekolah dasar mengalami kerusakan
Korban Jiwa Bertambah
Tragedi semakin memilukan ketika jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi dua orang. Satu di antaranya adalah jemaat yang tertimpa material kayu dan batako saat mengikuti ibadah pagi di sebuah gereja yang masih dalam tahap konstruksi.
Selain itu, tercatat 9 orang luka berat dan 32 orang luka ringan. Sebagian besar korban dirawat di RSUD Poso.
Kerusakan Rumah dan Kisah Pilu Warga
Di Desa Towu, Kecamatan Poso Pesisir, rumah milik Daeng Memang mengalami kerusakan parah. Saat gempa, wanita paruh baya itu sempat tertimpa runtuhan batako di bagian tubuhnya. Kondisi rumah yang belum diplester, dinding dari batako putih, serta atap kayu tanpa plafon membuat bangunan semakin rentan.
Suharyanto menekankan pentingnya pembangunan rumah tahan gempa. Sebagai langkah awal, pemerintah menyiapkan bantuan stimulan perbaikan rumah dengan besaran:
Rp15 juta untuk rumah rusak ringan
Rp30 juta untuk rumah rusak sedang
Rp60 juta untuk rumah rusak berat
Status Tanggap Darurat Resmi Ditetapkan
Bupati Poso, Verna G.M. Inkiriwang, resmi menetapkan status tanggap darurat selama 24 hari, mulai 18–31 Agustus 2025. Keputusan ini tertuang dalam SK Bupati No. 100.3.3.2/0580/2025.
“Kerusakan parah yang terjadi menjadi pengingat bahwa pembangunan rumah tidak boleh asal-asalan. Dinding sebaiknya diperkuat dengan kawat anyam agar tahan terhadap guncangan gempa,” jelas Verna.
BNPB Salurkan Bantuan Darurat
Dalam rapat koordinasi di Kantor Bupati Poso, BNPB menyerahkan berbagai bantuan darurat, di antaranya:
100 paket sembako
50 paket hygiene kit
100 lembar selimut
100 matras
50 velbed
200 paket makanan siap saji
3 unit tenda pengungsi
25 unit tenda keluarga
Paket makanan balita/anak dan kebutuhan kelompok rentan
Selain itu, tim gabungan BNPB dan BPBD setempat akan melakukan asesmen terhadap rumah ibadah dan fasilitas publik yang rusak. Jika dinilai berbahaya, sementara waktu aktivitas di dalam bangunan akan dihentikan demi keselamatan warga.
Imbauan untuk Tetap Waspada
Suharyanto menegaskan bahwa masyarakat harus tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan. “Ikuti informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan BNPB. Jangan terpengaruh isu yang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.
Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat dalam membangun rumah dan fasilitas publik yang sesuai kaidah bangunan tahan gempa. Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen untuk mendampingi warga Poso dalam masa pemulihan hingga bangkit kembali. (*)
Tinggalkan Balasan