Eco Enzim Jadi Andalan Baru Budidaya Lele Ramah Lingkungan di Sedatigede
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Desa Sedatigede, Kecamatan Sedati, kembali menunjukkan gebrakannya sebagai desa yang inovatif dan peduli lingkungan. Lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berdikari Abadi, warga setempat kini mengembangkan unit usaha baru berupa budidaya ikan lele dengan pendekatan yang tak biasa—ramah lingkungan dan berbasis inovasi teknologi tepat guna.
Usaha ini semakin menarik karena BUMDes tidak bekerja sendiri. Mereka menggandeng mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menciptakan formula pakan alternatif berbasis limbah organik rumah tangga, seperti kulit buah nanas dan semangka. Hasil kolaborasi tersebut melahirkan inovasi yang diberi nama Eco Enzim, yakni cairan hasil fermentasi yang mampu mempercepat pertumbuhan ikan lele secara alami.
Kegiatan ini mendapat perhatian langsung dari Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, yang meninjau lokasi budidaya lele dan proses pembuatan Eco Enzim di Desa Sedatigede, Kamis (12/6/25). Dalam kunjungannya, Wabup Mimik terlihat antusias menyaksikan proses fermentasi limbah organik hingga melihat langsung hasil pemeliharaan lele oleh warga setempat.
“Inovasi ini luar biasa. Sederhana tapi punya dampak besar. Bahannya murah dan mudah ditemukan di sekitar kita,” ujar Wabup Mimik penuh apresiasi.
Eco Enzim sendiri dibuat melalui fermentasi kulit buah (kecuali kulit durian dan salak), yang dicampur dengan air dan gula merah, lalu disimpan dalam wadah tertutup selama tiga bulan. Selama masa fermentasi, wadah perlu dibuka setiap minggu untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses kimia alami tersebut.
Selain mempercepat pertumbuhan ikan lele, Eco Enzim juga dinilai memiliki manfaat besar dalam pengolahan sampah rumah tangga. Dengan teknologi sederhana ini, warga diajak untuk mengubah limbah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
“Ini bisa menjadi solusi nyata dalam pengurangan sampah di Kabupaten Sidoarjo,” lanjut Mimik.
Dalam kesempatan yang sama, Wabup juga menyaksikan langsung model budidaya lele skala kecil yang dijalankan oleh warga RT 3 RW 3. Menariknya, mereka hanya memanfaatkan galon bekas air mineral sebagai kolam mini untuk membesarkan ikan lele. Model ini terbukti efisien, tidak membutuhkan lahan luas, dan bisa diterapkan di halaman rumah.
“Ini sangat cocok bagi ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan keluarga tanpa harus meninggalkan rumah. Kegiatan seperti ini harus terus kita dorong dan sebarkan,” pungkasnya.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah desa, akademisi, dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi yang tak hanya menopang ekonomi, tapi juga berkontribusi besar terhadap kelestarian lingkungan. Desa Sedatigede pun kini layak menjadi percontohan nasional dalam pembangunan ekonomi hijau berbasis komunitas dan teknologi lokal. (*)
Tinggalkan Balasan