Eri Cahyadi Boyong Dwija Praja Nugraha: Ketika Kebijakan Pro-Guru Berbuah Pengakuan Nasional
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Komitmen kuat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam menempatkan kesejahteraan guru sebagai fondasi pembangunan pendidikan kembali mendapatkan pengakuan tingkat nasional. Pada puncak peringatan HUT ke-80 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Britama Arena, Jakarta Utara, Sabtu (29/11/2025), Eri Cahyadi dianugerahi Dwija Praja Nugraha, penghargaan tertinggi yang diberikan PB PGRI kepada kepala daerah yang dinilai berhasil melakukan perubahan signifikan dalam sektor pendidikan.
Penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa kepemimpinan Eri Cahyadi konsisten memprioritaskan guru dan siswa dalam setiap kebijakan pembangunan Kota Surabaya. Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan terbukti menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh, menegaskan bahwa penghargaan tersebut bukan sekadar bentuk apresiasi simbolis.
“Dwija Praja Nugraha adalah bukti nasional bahwa Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi telah menghadirkan intervensi nyata demi kesejahteraan guru dan keberlanjutan pendidikan. Ini bukan penghargaan yang diberikan secara rutin, tapi melalui verifikasi ketat dan mendalam,” ujar Yusuf, Minggu (30/11/2025).
Penilaian PGRI: Ketat, Lapangan Disurvei, Dampak Diuji
Proses penilaian calon penerima Dwija Praja Nugraha dilakukan secara komprehensif. Tim verifikasi PB PGRI tidak hanya menelaah laporan administratif pemerintah daerah, tetapi juga menelusuri rekam jejak digital, mewawancarai pemangku kepentingan pendidikan, dan melakukan kunjungan langsung ke sejumlah layanan pendidikan di Surabaya.
“Tim bahkan bertemu langsung dengan guru-guru di luar forum formal. Mereka ingin memastikan apakah kebijakan wali kota benar-benar sampai dan dirasakan, bukan hanya tertulis dalam dokumen,” jelas Yusuf.
Hasil temuan lapangan ini memperkuat penilaian bahwa Eri Cahyadi telah menghadirkan kebijakan pendidikan yang konkret, berdampak, dan konsisten.
Kebijakan Pro-Guru yang Jadi Sorotan
Beberapa program unggulan Pemkot Surabaya dinilai menjadi faktor utama keberhasilan Eri Cahyadi meraih penghargaan ini. Di antaranya:
1. Peningkatan Kesejahteraan Guru
Mulai dari beasiswa pendidikan lanjut, pelatihan peningkatan kompetensi, hingga program apresiasi berkelanjutan bagi guru berprestasi.
2. Perhatian Setara untuk Guru Nonformal
Pendidik PAUD, TPQ, dan lembaga pendidikan nonformal lainnya yang selama ini sering luput dari perhatian pemerintah kini mendapat dukungan penuh dari Pemkot Surabaya.
3. Program Beasiswa Pemuda Tangguh
Distribusi perlengkapan sekolah gratis bagi siswa kurang mampu, sebagai upaya mendorong pemerataan akses pendidikan.
4. Penanganan Anak Putus Sekolah
Melalui pendekatan lintas organisasi perangkat daerah (OPD), Pemkot memastikan anak putus sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.
5. Inisiatif Tebus Ijazah
Program yang memfasilitasi siswa dari keluarga kurang mampu untuk menebus ijazah mereka agar tidak terhambat melanjutkan pendidikan atau bekerja.
Melalui berbagai kebijakan tersebut, Surabaya dinilai berhasil membangun sistem pendidikan yang menempatkan guru sebagai pusat pembangunan sumber daya manusia.
Komitmen Pemkot: Digitalisasi dan Penguatan Karakter
Yusuf Masruh menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi penyemangat bagi Pemkot Surabaya untuk terus memajukan pendidikan, terutama dalam transisi menuju digitalisasi.
“Kami ingin memastikan teknologi digital bukan hanya alat bantu belajar, tetapi sarana untuk memperkuat karakter, kemampuan akademik, dan pengembangan talenta anak-anak Surabaya,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan dukungan pemerintah pusat melalui penyediaan papan tulis interaktif bagi sekolah-sekolah di Surabaya.
Eri Cahyadi: “Guru Adalah Pondasi Kota”
Menanggapi penghargaan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan rasa terima kasih dan mengapresiasi PGRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperjuangkan kesejahteraan guru.
“Guru adalah pilar utama. Jika gurunya sejahtera, anak-anak kita akan berkembang dengan karakter dan pengetahuan yang kuat. Pembangunan kota tidak mungkin berjalan tanpa guru,” tegas Eri.
Ia juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya akan terus menghadirkan program yang mendukung peningkatan kualitas guru dan pendidikan, demi mencetak generasi penerus yang unggul. (*)



Tinggalkan Balasan