Fatayat NU Jadi Garda Terdepan Pemkab Sidoarjo Tekan Stunting, Target 2025 di Bawah 10 Persen
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terus menggalakkan program penurunan angka stunting dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat. Kali ini, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dipercaya menjadi mitra strategis dalam mengedukasi masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan keluarga.
Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan hal tersebut saat membuka kegiatan Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat NU di Delta Graha Sekretariat Kabupaten, Kamis (11/9/2025). Menurutnya, Fatayat NU memiliki posisi penting karena bersentuhan langsung dengan keluarga, khususnya kaum ibu.
“Fatayat NU adalah garda terdepan yang bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan ibu serta anak. Dengan keterlibatan Fatayat, target penurunan stunting bisa kita capai lebih cepat,” ungkap Subandi.
Penurunan Signifikan, Target Nasional di Depan Mata
Dalam kesempatan tersebut, Subandi juga memaparkan keberhasilan Sidoarjo menurunkan angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Sidoarjo berhasil ditekan dari 16,1 persen pada 2022 menjadi 8,4 persen pada 2023.
“Pemkab menargetkan prevalensi stunting di Sidoarjo berada di bawah 10 persen pada 2025, sejalan dengan target nasional. Namun pencapaian ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Semua pihak harus bersinergi,” tegasnya.
Kolaborasi Fatayat, PKK, dan Posyandu
Lebih lanjut, Bupati Subandi menekankan pentingnya sinergi lintas elemen. Fatayat NU diharapkan bisa berkolaborasi dengan kader PKK, posyandu, dan tenaga kesehatan dalam menjalankan program pencegahan stunting hingga ke tingkat desa.
“Gerakan bersama ini akan lebih efektif karena dilakukan langsung di lingkup keluarga. Fatayat NU dapat menjadi motor penggerak yang membawa pesan kesehatan dan gizi sampai ke masyarakat bawah,” tambahnya.
Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Sriatun Subandi, turut memberikan arahan dalam acara tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga gizi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai fondasi utama tumbuh kembang anak.
“Periode emas ini tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapatkan asupan gizi seimbang. Jika sejak awal anak tumbuh sehat, mereka akan menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing,” jelas Sriatun.
Selain edukasi gizi, Sriatun juga mengajak kader Fatayat NU untuk menggerakkan keluarga memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sumber pangan bergizi. “Langkah kecil dari rumah tangga akan berdampak besar pada ketahanan pangan dan kesehatan keluarga,” tandasnya.
Menuju Generasi Emas Sidoarjo
Dengan dukungan Fatayat NU, PKK, dan seluruh lapisan masyarakat, Pemkab Sidoarjo optimistis bisa mencapai target nasional penurunan stunting. Subandi menegaskan bahwa keluarga yang sehat adalah fondasi lahirnya generasi unggul.
“Jika keluarga kuat, generasi emas Sidoarjo akan lahir: generasi sehat, pintar, dan siap menghadapi tantangan global,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan