Festival Monginsidi, Istilah Warga Kampung Renteng Sambut Pembenahan Kota Salatiga
![]() |
Suasana Jalan Wolter Monginsidi di wilayah Kampung Ledok Sari, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, menjelang malam, setelah selesainya proses pembangunan. (Foto: Dok. ist/BYU) |
Salatiga, beritaglobal.net – Proses pembenahan dan memperindah kota Salatiga, terus diupayakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dibawah kepemimpinan walikota Salatiga H. Yuliyanto, S.E., M.M. Mulai dari mempercantik trotoar, taman – taman kota, hingga membuat spot – spot swafoto di beberapa titik Kota Salatiga.
Salah satu lokasi yang mendapatkan sentuhan orang nomor satu di Salatiga ini adalah kawasan yang dulunya disebut kampung renteng Ledok Sari, Margosari, Pungkur Sari. Salah seorang warga saat ditemui beritaglobal.net, Kamis (14/02/2019), menjelaskan bahwa sejarah bisa disebut disebut kampung renteng, karena dipercaya warga kalau ada seorang warga yang meninggal, terutama di hari Sabtu, sering ‘ajak – ajak’ atau merembet ke kampung sebelahnya.
“Bisa disebut kampung renteng karena warga sini sejak dulu ‘nitik’ (mengingat-red), bila ada warga yang meninggal, khususnya di hari Sabtu, pasti akan berlanjut ada warga lain yang meninggal secara berturut – turut. Dan bukan hanya sekampung, tapi merembet ke kampung sebelah, mulai dari Margosari hingga Pungkur Sari,” ungkap Bayu, seorang tokoh pemuda di Ledok Sari.
Kampung renteng ledok sari dibelah jalan raya yang diberi nama Jalan Walter Monginsidi, yang menghubungkan antara Jalan Diponegoro menuju Jalan Kartini. Kampung Ledok Sari masuk ke wilayah Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Kebahagiaan warga di sepanjang Jalan Walter Monginsidi dengan adanya pembangunan, diwujudkan dalam tasyakuran yang akan dikemas dalam acara Festival Monginsidi pada hari Sabtu (16/02/2019) dan Minggu (17/02/2019).
Seperti disampaikan oleh Ketua Panitia Festival Aldi Ihalauw kepada beritaglobal.net, Kamis (14/02/2019). “Tujuan utama festival ini adalah mempromosikan kembali Monginsidi yang telah lama vacum, selama kurun waktu 5 bulan, selama proses pembangunan,” ungkap Aldy.
“Warga dan pelaku usaha berharap bisa sama – sama membangkitkan perekonomiannya. Dan yang paling utama adalah menjadikan Monginsidi sebagai ikon baru Kota Salatiga, bisa menambah destinasi wisata baru yang tidak kalah dengan kota – kota besar seperti Braga di Bandung, Semawis di Kota Semarang, Jalan Merdeka di Medan,” imbuh Aldy.
![]() |
Spot swafoto kawula muda |
Disampaikan Aldy, bahwa pada hari Sabtu (16/02/2019), festival akan dimulai sekira pukul 10.00 WIB disepanjang Jalan Walter Monginsidi, dibarengi dengan peresmian oleh Walikota Salatiga dengan menandatangani prasasti selesainya proses pembangunan.
“Festival di hari Sabtu lusa, akan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dan akan dibarengi penandatanganan prasasti peresmian pembangunan oleh bapak Walikota,” jelas Aldy.
Aldy selanjutnya menyampaikan bahwa rencananya Festival Monginsidi akan diisi dengan beberapa acara. “Hari Sabtu kita isi dengan pemotongan tumpeng saat peresmian, pertunjukan Barongsai, pertunjukan organ tunggal dengan pentas modeling, musik akustik, dan musik angklung. Dan pada hari Minggu, rencananya kami akan menyajikan senam bersama di pagi hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, selebihnya ada lomba mewarnai dan pertujunkan musik dari group – group band di Salatiga. Puncak acara pada sekitar pukul 19.00 WIB kita rencanya adakan pertunjukan musik etnik Sabda Nusantara dan ditutup oleh musik akustik B’dua Bercengkrama,” pungkas Aldy.
Sementara itu, Bayu menambahkan kembali, bahwa sedianya acara Festival Monginsidi diagendakan hari ini, Kamis (14/02/2019), bertepatan dengan tanggal lahir Pahlawan Nasional, Robert Wolter Monginsidi pada 14 Februari 1925 dan tepat pada hari kasih sayang (Valentin), namun panitia belum siap, sehingga Festival Monginsidi diundur ke hari Sabtu dan Minggu, mendatang.
“Sebetulnya kami kemarin merencanakan hari ini, tepat pada hari lahir Pahlawan Nasional yang dijadikan nama jalan. Robert Wolter Monginsidi yang lahir 14 Februari 1925, serta tepat di hari Valentin. Namun rekan lainnya belum siap, jadi kita undur ke hari Sabtu dan Minggu, mendatang,” tandas Bayu. (Fera Marita)
Tinggalkan Balasan