Hulu Gundul, Sungai Dangkal, Warga Terendam: Agus Minta Solusi Strategis untuk Trenggalek

Laporan: Ninis Indrawati

TRENGGALEK | SUARAGLOBAL.COM — Musibah banjir yang kembali merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, memicu keprihatinan mendalam dari anggota DPRD Jawa Timur, Agus, yang mewakili Dapil 9 (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi). Ia mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tidak lagi menunggu bencana datang setiap tahun baru bertindak, melainkan segera menyusun strategi jangka panjang yang konkret dan berkelanjutan.

“Setiap tahun banjir datang, setiap tahun juga penanganannya itu-itu saja: tanggap darurat, bantuan logistik, evakuasi. Kita tidak bisa terus di siklus itu. Pemerintah harus mulai berpikir strategis dan sistematis,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis (5/6/25).

Baca Juga:  Hangatnya Sambutan Mahasiswa Indonesia di Beijing untuk Presiden Prabowo: Antusiasme dan Harapan bagi Masa Depan Hubungan RI-Tiongkok

Banjir terbaru yang terjadi pada Rabu malam (4/6/25) menimpa wilayah Kecamatan Watulimo, khususnya Desa Prigi dan Tasikmadu, serta berdampak ke kawasan Kecamatan Kota, Pogalan, dan Gandusari. Agus menilai, hal ini menunjukkan bahwa akar persoalan belum pernah benar-benar diselesaikan.

Menurut Agus, salah satu penyebab utama banjir adalah kerusakan kawasan hulu dan pendangkalan sungai. Ia mendorong agar pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan hilir, tetapi serius menangani kondisi lingkungan di pegunungan dan hutan yang semakin gundul.

“Kita butuh rehabilitasi kawasan hulu, penghijauan lereng-lereng yang rusak, dan normalisasi sungai yang mulai dangkal. Jangan cuma keruk lumpur pasca banjir, tapi tidak ada pemeliharaan berkala,” ujarnya.

Baca Juga:  PERCASI Surabaya Lepas Atlet Catur Menuju POPDA XIV, Targetkan Dua Medali Emas

Agus juga menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk dengan Perum Perhutani, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta dinas-dinas teknis di tingkat provinsi dan kabupaten.

“Kalau memang Perhutani punya kewenangan di wilayah hutan, ya mereka juga harus bertanggung jawab atas kerusakan itu. Semua harus duduk bersama, jangan kerja sendiri-sendiri,” tegasnya.

Meski kondisi keuangan daerah dan nasional sedang dalam tahap efisiensi, Agus menilai hal tersebut tidak seharusnya menghambat perencanaan jangka panjang.

“Kalau menunggu semuanya ideal, kita akan terus jadi korban. Tapi kalau dimulai sekarang, sedikit demi sedikit, dalam 5-10 tahun ke depan pasti ada hasilnya,” ucapnya optimistis.

Baca Juga:  Tangis Bahagia di Prambon: Rumah Supardi Akan Dipugar, Harapan Baru dari Bupati Sidoarjo

Agus mengingatkan, banjir bukan hanya soal genangan air, tapi juga soal penderitaan warga. Kerusakan rumah, barang-barang pribadi yang terendam, anak-anak yang tidak bisa sekolah, dan ekonomi warga yang terganggu.

“Banjir itu bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal keadilan sosial. Warga punya hak untuk hidup aman dari bencana yang bisa dicegah,” pungkasnya.

Agus berharap, ke depan Pemprov Jatim mampu mengambil peran lebih kuat sebagai koordinator lintas instansi dan menunjukkan komitmen nyata agar Trenggalek tidak terus menjadi langganan bencana setiap musim hujan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!