Ida Nurul Farida Gagas ‘Nguri-uri Budaya’ di Salatiga: Merawat Tradisi, Meneguhkan Nasionalisme di Era AI
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Di tengah gempuran arus globalisasi dan dominasi teknologi modern, semangat menjaga dan melestarikan budaya lokal kembali digaungkan. Hal ini tampak nyata dalam kegiatan bertajuk Nguri-uri Budaya, Meneguhkan Nasionalisme yang diinisiasi oleh Ida Nurul Farida, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PKS, pada Kamis (31/7/2025) di Rumah Makan Oke Go, Salatiga.
Kegiatan yang dihadiri ratusan anggota Karang Taruna se-Kota Salatiga ini menghadirkan nuansa budaya yang kental, dengan penampilan tari tradisional dan musik keroncong yang menggugah semangat kebangsaan. Tak hanya menjadi ajang seni, kegiatan ini juga menjadi ruang dialog antara pemuda, pelaku budaya, dan legislator.
Dalam sambutannya, Ida Nurul Farida menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan sekadar romantisme masa lalu, melainkan fondasi penting dalam menjaga identitas dan nasionalisme bangsa, terutama di tengah tantangan era teknologi digital dan kemunculan kecerdasan buatan (AI).
“Sebagai anggota DPRD Provinsi, kami berkomitmen memajukan dan nguri-uri budaya melalui media tradisional. Hal ini selaras dengan Perda No. 3 tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah,” tegas Ida.
Ia pun mengingatkan para generasi muda agar tidak kehilangan akar budaya di tengah perkembangan zaman.
“Teknologi jangan sampai mengaburkan jati diri kita. Justru melalui budaya, kita bisa meneguhkan rasa nasionalisme yang semakin luntur,” lanjutnya.
Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Latif Nahari, Anggota DPRD Kota Salatiga, menilai program yang digagas Ida sangat strategis dan menyentuh langsung kebutuhan para pelaku budaya.
“Saya mengapresiasi konsistensi Bu Ida dalam memfasilitasi komunitas budaya. Ini penting sebagai ruang penyerapan aspirasi dan penyemangat pelestarian warisan budaya,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Wido Muwardi, salah satu tokoh budaya Salatiga. Ia menekankan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat, terutama generasi muda.
“Budaya itu identitas bangsa. Jika kita lalai, maka kita kehilangan arah sebagai bangsa yang beradab,” tegasnya.
Senada dengan itu, Sigit Suprayogi, Ketua Karang Taruna Kota Salatiga, menyambut positif inisiatif ini dan berharap pemuda semakin aktif terlibat dalam pembangunan daerah melalui jalur kebudayaan.
“Kami siap bersinergi dengan berbagai stakeholder untuk memajukan Salatiga melalui pendekatan budaya. Ini bagian dari penguatan karakter anak muda Salatiga,” ungkapnya.
Kegiatan Nguri-uri Budaya ini menjadi bukti konkret bahwa pembangunan karakter dan penguatan nasionalisme dapat dilakukan melalui pendekatan budaya. Melalui kegiatan ini, semangat kebangsaan dibangun dengan cara yang menyenangkan, menyentuh hati, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar generasi muda.
Ida menutup kegiatan dengan harapan agar gerakan seperti ini tidak berhenti sebagai seremonial semata, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang mampu membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga kekayaan budaya bangsa di tengah pusaran zaman digital. (*)
Tinggalkan Balasan