Jaga Tirta di Jantung Kota Langkah Bersama Demi Alam: Pemkot, TNI, dan Polri Rawat Sumber Air Bersejarah Jadi Simbol Pelestarian Budaya
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM — Upaya pelestarian lingkungan dan budaya kembali digaungkan oleh Pemerintah Kota Salatiga bersama Kodim 0714 Salatiga melalui kegiatan kolaboratif bertajuk “Jaga Tirta”. Kegiatan bersih-bersih lingkungan yang kini memasuki edisi kelima ini dilangsungkan di area belakang TK Kemala Bhayangkari 31, tepatnya di wilayah Kantor Polres Salatiga, Jumat pagi (11/7/25).
Kegiatan diawali dengan apel bersama yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG., dan dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekretaris Daerah, personel TNI, Polri, Dinas Lingkungan Hidup, BPBD, serta berbagai tamu undangan.
Dalam sambutannya, Kapolres Salatiga AKBP Veronica mengungkapkan nilai historis yang terkandung di balik lokasi kegiatan. Ia menjelaskan bahwa di lingkungan Polres terdapat sebuah mata air alami yang selama ini tidak pernah surut, meski musim kemarau melanda.
“Sedikit saya memberikan gambaran bahwa di Polres Salatiga ini ada sumber mata air, yang dulu menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar. Ini akan kita lestarikan kembali, karena selain menjadi warisan budaya, mata air ini juga menyimpan cerita sejarah penting bagi Kota Salatiga. Ini adalah bentuk nyata kebersamaan kita dalam menjaga dan membangun kota, dimulai dari aksi sederhana: bersih-bersih kutho,” ujarnya penuh semangat.
Senada dengan itu, Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, menekankan bahwa kegiatan Jaga Tirta akan terus berlanjut dan menyasar berbagai titik strategis di kota. Ia menyoroti bahwa Salatiga merupakan kota yang kaya akan sumber mata air dengan nilai historis tinggi.
“Memang seperti yang disampaikan Bu Kapolres, Salatiga punya banyak sumber air yang mengandung sejarah budaya. Salah satunya di Polres ini, ada juga di belakang Satlantas, dan di daerah Nanggulan. Semuanya punya cerita yang layak diangkat. Nantinya pada Oktober, kita juga akan kedatangan para ahli antropologi dari luar negeri. Mereka memang akan meneliti di Sangiran, tapi akan menginap di Salatiga, jadi ini kesempatan untuk mengenalkan kisah sumber air kita yang punya potensi mendunia,” jelasnya.
Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, Jaga Tirta hadir sebagai gerakan edukatif dan simbolik, mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan melestarikan nilai-nilai lokal yang melekat di setiap sudut kota.
Kegiatan hari ini juga menjadi bagian dari strategi pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi lintas sektor. Harapannya, gerakan seperti ini mampu membentuk budaya cinta lingkungan di tengah masyarakat dan menjadikan sumber-sumber air di Salatiga sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan kota.
Melalui kolaborasi yang terus diperkuat antara pemerintah, TNI-Polri, dan masyarakat, Jaga Tirta diharapkan bukan hanya menjadi kegiatan seremonial semata, tetapi gerakan ekologis yang konsisten, relevan, dan berdampak luas bagi keberlangsungan hidup generasi mendatang. (*)
Tinggalkan Balasan