Jatim Tancap Gas Jaga Ketahanan Pangan: Khofifah Pastikan Peran Sentral di Level Nasional
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa Jawa Timur memainkan peran vital dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dalam momentum percepatan tanam padi serentak pada April 2025, Jawa Timur berhasil mencatatkan diri sebagai penyumbang terbesar nasional, dengan kontribusi luar biasa sebesar 25 persen dari total luas tanam padi di seluruh Indonesia, (25/04/25).
Dalam keterangan resminya di Surabaya, Khofifah mengungkapkan bahwa kontribusi tersebut tercermin dari capaian luas tanam padi di Jawa Timur yang mencapai 227.802 hektare dari total 924.989 hektare yang tercatat secara nasional.
“Jawa Timur membuktikan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui percepatan tanam dan peningkatan produktivitas,” ujar Khofifah penuh optimisme.
Panen Meningkat Tajam
Tidak hanya di sisi tanam, sektor panen pun menunjukkan tren yang sangat positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Jawa Timur untuk periode Januari hingga Mei 2025 diperkirakan mencapai 964.768 hektare. Angka ini mengalami peningkatan sekitar 12,19 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pencapaian ini menempatkan Jawa Timur di posisi puncak nasional, mengungguli provinsi-provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang selama ini juga dikenal sebagai lumbung padi nasional.
Strategi Percepatan Tanam
Khofifah memaparkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari sejumlah strategi percepatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Di antaranya, memaksimalkan momentum musim hujan untuk mempercepat masa tanam, mempercepat panen untuk rotasi tanam berikutnya, menjamin serapan gabah oleh Bulog, serta penyediaan bibit unggul dan penerapan teknik penyemaian luar lahan (demplot).
Dalam pelaksanaan tanam serentak nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Jawa Timur turut ambil bagian aktif. Lokasi utama di provinsi ini berpusat di Desa Purwosari, Kabupaten Ponorogo, yang menjadi saksi percepatan tanam padi menggunakan metode manual dan mekanisasi dengan mesin transplanter.
“Kontribusi besar ini diharapkan menjadi pemantik semangat bagi para petani Jawa Timur untuk terus berinovasi dan meningkatkan hasil produksi,” tutur Khofifah.
Sinergi Pemerintah dan Petani
Lebih jauh, Khofifah menyampaikan optimisme bahwa sinergi kuat antara pemerintah dan petani akan membawa Jawa Timur terus berada di garis depan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Menurutnya, upaya menjaga ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, melainkan juga soal membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan — dari ketersediaan benih, sistem irigasi yang baik, hingga harga gabah yang stabil di tingkat petani.
“Kami ingin memastikan bahwa ketahanan pangan nasional tidak hanya bicara kuantitas, tapi juga kesejahteraan petani,” tegasnya.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Jawa Timur kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu tiang utama penyangga pangan nasional, yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga menjadi model inspiratif bagi daerah lain di seluruh Indonesia. (*)
Tinggalkan Balasan