KASAD TNI Jenderal Andika Perkasa Bersama Panglima RTA, Tandantangani 4th Implementing Arrangement Periode 2020 – 2023
- account_circle Redaksi SG
- calendar_month Sel, 14 Jan 2020
- comment 0 komentar
Banda Aceh, beritaglobal.net – Kerja sama antara TNI AD dengan Royal Thailand Army (RTA), masih terus berlanjut dengan ditandatanganinya 4th Implementing Arrangement Periode 2020 – 2023 oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI Jenderal Andika Perkasa bersama Panglima RTA General Apirat Kongsompong, di Makodam Iskandar Muda (IM), di Jalan Ahmad Yani No.1 Banda Aceh, Selasa (14/01/2020).
Dalam release diterima beritaglobal.net dari Media Center Pendam IM, Selasa (14/01/2020), disebutkan bahwa KASAD Jenderal TNI Andika Perkasa didampingi Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, Aspam KASAD Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Asops KASAD Mayjen TNI Fachruddin, S.Sos., dan Kadispenad Brigjen TNI Candra Wijaya serta pejabat Kodam Iskandar Muda, saat menerima kunjungan Panglima Royal Thailand Army (RTA) General Apirat Kongsompong beserta rombongan.
Kunjungan Panglima RTA yang menggunakan penerbangan militer Thailand antara lain didampingi Kepala Staf RTA General Teerawat Boonyawat, Danjen 4th Army Area RTA Letjen Pomsak Poolsawat, Danjen Kopassus RTA Letjen Phumipa Chansawang, Dirjen Direktorat Intelijen RTA Letjen Chairat Changkaew serta para pejabat RTA lainnya.
“Kunjungan Panglima RTA dalam rangka membahas kelanjutan kerjasama antara TNI AD dengan Angkatan Darat Kerajaan Thailand yang ke – 4 kalinya mulai dari tahun 2008, 2010, 2018 dan sekarang tahun 2020,” terang Pangdam IM dalam release tertulisnya.
Pada kesempatan ini, Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko memaparkan proses perdamaian konflik Acah yang berlangsung lebih kurang 30 tahun (dari tahun 1976 hingga tahun 2005)
Pada acara testimoni, Wali Nanggroe mewakili rakyat Aceh menyampaikan, “Konflik Aceh berakhir melalui meja perundingan pada 15 Agustus 2005 yang dinegosiasikan oleh Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, di kota Helsinki,” ungkap Wali Nanggroe.
Ditambahkannya saat menyampaikan testimoni, oleh pemerintah Indonesia, Aceh diberi otonomi yang luas, termasuk hak politik lokal, pengendalian pendapatan dari sumber alam.
“Yang terjadi di Aceh sekarang, merupakan langkah luar biasa yang dijadikan contoh oleh komunitas Internasional dalam menyelesaikan masalah internal, seperti Negara Colombia, Afganistan, Filipina dan Myanmar,” imbuh Wali Naggroe.
Wali Nanggroe juga menyampaikan, pengalaman proses perdamaian Aceh dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik di Thailand Selatan.
Turut hadir dalam acara penandatanganan kerja sama ini, Wakapolda Aceh, Ketua Pengadilan Tinggi Aceh, ketua DPRA, Kajati Aceh, Kasdam IM, dan Para Pejabat Utama Kodam IM serta para Mantan Kombatan. (Agus Subekti/JH)
Sumber : Pendam IM
- Penulis: Redaksi SG
Saat ini belum ada komentar