Kesadaran Lalu Lintas Masih Rendah Meski Pelanggaran Menurun Selama Operasi Patuh Semeru 2025
Laporan: Ninis Indrawati
PASURUAN | SUARAGLOBAL.COM– Pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025 oleh Polres Pasuruan menunjukkan tren penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas dibanding tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini tidak sepenuhnya mencerminkan peningkatan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Justru, lonjakan jumlah pelanggaran selama masa operasi dibanding hari-hari biasa menunjukkan masih lemahnya disiplin berkendara.
Berdasarkan data yang dirilis Satuan Lalu Lintas Polres Pasuruan, selama tujuh hari operasi, tercatat 124.503 pelanggaran, turun dari 139.442 pelanggaran pada Operasi Patuh Semeru 2024. Meski secara tahunan menurun, lonjakan drastis terjadi jika dibandingkan dengan data sebelum operasi dimulai.
Rincian Jenis Pelanggaran:
Tilang manual: 29.659 pelanggaran (naik signifikan dari 18.804 tahun sebelumnya)
ETLE mobile: 9.900 pelanggaran (juga naik dari 6.664)
ETLE statis: 9.245 pelanggaran (turun dari 12.108)
Teguran: 75.699 pelanggaran (menurun dari 101.966)
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum operasi, yakni hanya 4.917 pelanggaran, angka selama operasi melonjak tajam. Teguran mengalami peningkatan paling mencolok hingga 8.682%, menunjukkan bahwa pelanggaran ringan masih marak terjadi.
Hari dengan pelanggaran tertinggi tercatat pada 17 Juli 2025, di mana terdapat 21.520 pelanggaran dalam satu hari. Hampir seluruh kategori pelanggaran mengalami lonjakan pada hari tersebut.
Tanda-Tanda Disiplin Masih Lemah
Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Iriawan mengapresiasi penurunan jumlah pelanggaran secara tahunan, tetapi menekankan bahwa masih banyak masyarakat yang belum tertib dalam berlalu lintas. Peningkatan jumlah pelanggaran selama masa operasi menandakan bahwa kesadaran untuk menaati aturan belum tumbuh secara merata.
“Kami melihat masyarakat baru tertib saat ada operasi. Ini artinya, kedisiplinan belum jadi kebiasaan, masih bersifat insidental,” ujar Kapolres.
Langkah Lanjutan
Menanggapi situasi ini, Satlantas Polres Pasuruan berencana memperluas penggunaan tilang elektronik (ETLE) dan meningkatkan patroli serta edukasi ke sekolah-sekolah dan komunitas. Fokus akan diberikan pada pencegahan, bukan hanya penindakan.
“Kami ingin membangun budaya sadar lalu lintas sejak dini, bukan sekadar memberikan sanksi. Ini tanggung jawab bersama, bukan hanya kepolisian,” imbuhnya.
Penurunan angka pelanggaran bisa menjadi awal yang baik, namun jika tidak diiringi perubahan perilaku yang konsisten, maka pelanggaran akan kembali meningkat di luar masa operasi. Kesadaran lalu lintas sejatinya bukan hasil dari razia, melainkan dari kesadaran pribadi dan tanggung jawab sosial sebagai pengguna jalan. (*)
Tinggalkan Balasan