Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci: Dinas Pendidikan Jatim Bangun Ekosistem Pendidikan Digital yang Inklusif
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) terus memperkuat langkah menuju pendidikan masa depan yang berbasis digital dan kolaboratif. Melalui kegiatan Webinar Series 1 bertajuk “Digitalisasi Pembelajaran: Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, Dindik Jatim mengajak seluruh sekolah di wilayahnya untuk membangun budaya inovatif dan kolaboratif dalam menghadapi era transformasi pendidikan.
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring pada Senin (10/11/25) tersebut diikuti lebih dari 1.000 peserta, terdiri atas kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dari berbagai jenjang. Webinar ini menjadi pembuka dari rangkaian Webinar Series Digitalisasi Pendidikan Jawa Timur, yang digagas sebagai langkah strategis memperkuat kompetensi digital para pendidik di seluruh provinsi.
Transformasi Menuju Ekosistem Pendidikan Digital
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menekankan bahwa digitalisasi pendidikan tidak hanya sebatas penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, melainkan juga transformasi budaya dan pola pikir seluruh insan pendidikan.
“Transformasi digital adalah perubahan paradigma. Bukan sekadar menggunakan teknologi, tetapi tentang bagaimana kita memanfaatkannya untuk memperluas akses, memperdalam interaksi pembelajaran, dan menumbuhkan kreativitas peserta didik,” ujar Aries, (13/11/25).
Aries memperkenalkan konsep “Rumah Pendidikan”, yang menjadi simbol dan ruang kolaborasi bagi seluruh elemen pendidikan di Jawa Timur. Melalui Rumah Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dapat saling berbagi praktik baik, berinovasi, serta menggerakkan perubahan menuju pembelajaran digital yang lebih inklusif dan bermutu.
“Rumah Pendidikan akan menjadi wadah sinergi lintas jenjang, tempat lahirnya ide dan inovasi pembelajaran yang relevan dengan tantangan zaman,” tambahnya.
Kolaborasi dan Inspirasi dari Para Narasumber
Webinar ini juga menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif yang telah berkontribusi nyata dalam pengembangan inovasi pembelajaran digital. Mereka antara lain Winner Jihad Akbar (Direktur SMA, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI), Miftah Amalia (Duta Teknologi Jawa Timur 2024), dan Eka Nurfiana (Duta Teknologi Jawa Timur 2022).
Dalam paparannya, Winner Jihad Akbar menilai bahwa langkah Dindik Jatim ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk membangun pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing.
“Digitalisasi bukan hanya soal perangkat, tetapi tentang membangun ekosistem yang saling terhubung dan memberdayakan. Inisiatif Rumah Pendidikan dari Jawa Timur menjadi contoh konkret bagaimana pemerintah daerah, sekolah, dan guru bisa bersinergi,” ungkap Winner.
Sementara itu, para duta teknologi berbagi pengalaman dalam implementasi pembelajaran digital di sekolah, mulai dari integrasi platform digital, penguatan literasi digital guru dan siswa, hingga pembentukan komunitas kolaboratif antar sekolah.
Langkah Berkelanjutan Menuju Pendidikan Inklusif
Dindik Jatim memastikan bahwa Webinar Series Digitalisasi Pendidikan ini akan berlangsung dalam lima sesi dengan narasumber dan tema berbeda di setiap pertemuannya. Setiap sesi dirancang untuk memperkuat literasi digital pendidik sekaligus menumbuhkan inovasi pembelajaran berbasis karakter dan kemanusiaan.
Aries Agung Paewai menegaskan, komitmen Dindik Jatim adalah menjadikan seluruh sekolah sebagai pusat inovasi pembelajaran digital yang kolaboratif, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kami ingin gerakan digitalisasi ini menjangkau seluruh wilayah Jawa Timur, dari kota hingga pelosok. Digitalisasi pendidikan harus menjadi gerakan bersama menuju pembelajaran yang lebih merdeka, kreatif, dan relevan dengan zaman,” pungkasnya.
Dengan langkah progresif ini, Jawa Timur menegaskan posisinya sebagai salah satu provinsi pelopor dalam transformasi pendidikan digital di Indonesia menghadirkan ekosistem belajar yang tidak hanya cerdas teknologi, tetapi juga berkarakter dan berdaya saing global. (*)



Tinggalkan Balasan