Komisi XIII DPR RI Apresiasi Lapas Perempuan Semarang: Bengkel Hidup bagi Masa Depan Warga Binaan
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Tengah, Mardi Santoso, mendampingi kunjungan kerja Komisi XIII DPR RI ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Semarang, Jumat (18/07/25). Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Rinto Subekti, bersama sejumlah anggota dan staf ahli.
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau secara langsung implementasi program pembinaan, kondisi fasilitas, serta pemenuhan hak-hak warga binaan, khususnya perempuan dan ibu dengan anak. Sejumlah titik vital di dalam lapas menjadi sasaran peninjauan, mulai dari blok hunian, ruang laktasi, klinik kesehatan, bengkel kerja, hingga area pembinaan keterampilan dan kepribadian.
Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil Ditjenpas Jateng Mardi Santoso menyampaikan bahwa kedatangan Komisi XIII DPR RI menjadi booster moral dan dukungan nyata bagi seluruh jajaran pemasyarakatan, terutama dalam memperkuat tata kelola lapas yang manusiawi dan produktif.
“Kehadiran Komisi XIII menjadi wujud perhatian dan dukungan dari lembaga legislatif terhadap kerja-kerja pemasyarakatan. Kami berkomitmen terus meningkatkan kualitas pembinaan dan layanan, serta menciptakan lapas yang sehat, aman, dan memberdayakan,” ujar Mardi Santoso.
Lebih jauh, Mardi menjelaskan bahwa Lapas Perempuan Semarang selama ini konsisten mengembangkan program pembinaan berbasis keterampilan dan kepribadian, seperti pelatihan menjahit, tata boga, kerajinan tangan, serta bimbingan keagamaan dan mental spiritual. Hal ini menjadi bagian dari strategi pemasyarakatan yang menekankan pada pemulihan sosial dan pemberdayaan warga binaan pasca-pembebasan.
“Lapas Perempuan Semarang bisa menjadi model rujukan nasional dalam hal pembinaan berbasis pemenuhan hak dan pemberdayaan perempuan. Kami ingin memastikan semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Jawa Tengah juga terus berinovasi ke arah yang sama,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Rinto Subekti menyatakan apresiasi yang tinggi atas upaya Lapas Perempuan Semarang dalam membangun lingkungan pemasyarakatan yang kondusif, humanis, dan responsif terhadap kebutuhan spesifik perempuan, terutama bagi ibu yang menjalani masa pidana sambil mengasuh anak.
“Kami melihat langsung bagaimana program-program pembinaan di sini benar-benar berjalan. Fasilitas seperti ruang laktasi dan bengkel kerja adalah bukti konkret keseriusan negara dalam memberikan perlindungan hak-hak warga binaan yang berperspektif gender dan inklusi sosial,” ujar Rinto.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan, regulasi, dan anggaran yang berkelanjutan dari pusat guna memperkuat sistem pemasyarakatan, termasuk peningkatan kapasitas SDM, sarana prasarana, serta sinergi lintas sektor dengan dunia usaha dan masyarakat.
Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, para anggota Komisi XIII menyampaikan harapan agar Lapas Perempuan Semarang dapat terus menjadi role model nasional dalam hal pembinaan perempuan berkeadilan, berdaya, dan berakhlak.
Kegiatan ini menegaskan kembali bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, tetapi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri, membangun masa depan yang lebih baik, dan kembali menjadi bagian dari masyarakat dengan nilai-nilai positif. (*)
Tinggalkan Balasan