KONI Buru Selatan Diminta Evaluasi PSSI Usai Konflik Liga Futsal Angkatan: “Liga Harus Jadi Ajang Persatuan, Bukan Sumber Konflik

Laporan: Fajrin Nirwan Salasiwa

NAMROLE | SUARAGLOBAL.COM — Polemik dalam pelaksanaan Liga Futsal Angkatan Season III Tahun 2025 di Kabupaten Buru Selatan berbuntut panjang. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Buru Selatan diminta turun tangan mengevaluasi kinerja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten, menyusul konflik internal yang mencuat antara panitia, peserta, dan sejumlah alumni angkatan.

Koordinator Angkatan Eleven Bipolo Kabupaten Buru Selatan, M. Rafiq, menilai Ketua PSSI Buru Selatan gagal memimpin organisasi secara tegas dan profesional. Ia menyoroti lambannya PSSI dalam menangani konflik yang muncul selama pelaksanaan liga, terutama terkait protes dari Angkatan 2011.

“Beta yakin panitia dan semua peserta mengetahui bahwa di beberapa pertandingan kemarin ada sedikit masalah, mulai dari laga 2011 vs 2012, hingga 2011 vs 2013. Kami akhirnya walk out karena protes kami belum direalisasikan oleh kepanitiaan,” tegas Rafiq, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga:  Oprasi Lilin Candi 2020 : Polres Banjarnegara Bagi Masker Dan Sosialisasi Prokes

Menurut Rafiq, pihaknya telah menempuh jalur damai dengan melayangkan berbagai surat resmi sejak awal permasalahan mencuat. Langkah administrasi itu mencakup:

1. Surat protes kepada panitia.

2. Surat tindak lanjut protes dan permohonan penundaan jadwal pertandingan.

3. Surat permohonan banding administrasi yang diajukan ke FFI, PSSI, dan KONI Kabupaten Buru Selatan.

4. Hingga terbitnya berita acara kesepakatan bersama yang ditandatangani langsung oleh panitia, ketua PSSI, serta perwakilan angkatan terkait.

Namun, kesepakatan tersebut dinilai diabaikan. Ketua Panitia Liga Futsal Angkatan, Japy Sitaniapessy, disebut tidak konsisten menjalankan hasil rapat dan kesepakatan tertulis itu. Hal ini dinilai mencederai kode disiplin dan statuta PSSI yang menjunjung tinggi integritas dan keadilan kompetisi.

Baca Juga:  Tegas dan Humanis: AKP Safril Selfianto Rayakan Ulang Tahun Ke-50 dengan Kejutan dan Doa Haru, Dedikasi Untuk Negeri 

“Saat kami berkoordinasi dengan panitia di lapangan pada malam pertandingan, Kamis 6 November 2025, untuk menunda laga, pihak panitia justru menyatakan surat keputusan yang disepakati itu tidak sah. Padahal, pertemuan itu dihadiri langsung oleh ketua panitia sendiri,” ungkap Abdul, perwakilan Angkatan 2011, dengan nada kecewa.

Situasi ini menimbulkan ketegangan antarangkatan dan memunculkan desakan agar KONI Buru Selatan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja PSSI Kabupaten.

“KONI perlu turun tangan agar tidak ada lagi konflik serupa di masa depan. Liga ini seharusnya menjadi wadah kebersamaan antarangkatan, bukan ajang perpecahan,” tambah Rafiq.

Baca Juga:  Kominfo Sampang: Pentingnya Keterlibatan Admin Operator untuk Penyelesaian Pengaduan Efektif

Sementara itu, pihak Angkatan Eleven Bipolo berharap agar pelaksanaan Liga Futsal Angkatan berikutnya dapat berjalan lebih profesional dan transparan, dengan regulasi yang jelas serta mekanisme penyelesaian sengketa yang adil.

“Kami berharap PSSI dan panitia menerapkan aturan yang konsisten sejak awal mulai dari mekanisme protes, investigasi independen, hingga penegakan kesepakatan tanpa penundaan. Ini penting untuk menjaga sportivitas dan rasa saling menghormati antarangkatan,” pungkas Abdul.

Rangkaian konflik dalam Liga Futsal Angkatan Season III Buru Selatan ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak agar olahraga tetap menjadi ruang pemersatu, bukan sumber pertikaian. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!