Malam Penuh Makna di Asrama Haji: Latihan PPIH Tunjukkan Kesiapan Lahir Batin

JAKARTA | SUARAGLOBAL.COM — Suasana haru menyelimuti Asrama Haji Pondok Gede pada Sabtu malam (19/4/2025). Namun bukan karena keberangkatan jemaah seperti biasanya, melainkan karena digelarnya gladi posko simulasi dalam rangka Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Latihan ini bukan sekadar formalitas. Tangis pecah di tengah simulasi, saat seorang petugas yang memerankan jemaah lansia tampak kebingungan, dengan air mata buatan mengalir dan rintihan lirih: “Tolong… aku di mana, aku di mana…” menggugah seluruh hadirin. Meski hanya simulasi, suasana menjadi emosional. Namun para petugas PPIH menunjukkan reaksi luar biasa—bukan panik, melainkan empati dan ketenangan.

Seorang petugas dengan penuh kelembutan mendekat dan berkata, “Ibu, ibu sekarang di Tanah Suci, ibu akan menunaikan rukun Islam kelima. Ibu akan berhaji. Istigfar ya, Bu.” Seketika, raut panik berganti menjadi senyum haru. Adegan ini menggambarkan kesiapan para petugas tak hanya secara teknis, tapi juga secara psikologis dan spiritual.

Baca Juga:  Keceriaan Anak - Anak di Halaman Madrasah Pikat Hati Babinsa

Simulasi berikutnya memperlihatkan petugas membantu “jemaah lansia” yang kelelahan. Kursi roda disiapkan, tangan-tangan sigap mengangkat dan menopang. Benar-benar menggambarkan semangat melayani layaknya “malaikat penolong”.

Pelatihan yang telah berlangsung sejak 14 April ini melibatkan ratusan petugas dari berbagai daerah, yang digembleng menghadapi skenario-skenario penuh tantangan—mulai dari alur pergerakan jemaah di bandara Jeddah, Madinah, Armuzna, lontar jumrah, hingga murur dan tanazul. Semua itu dirancang dengan pendekatan Tactical Floor Game (TFG), dipimpin oleh fasilitator senior, Harun Arrasyid.

“Sebelum kita melaksanakan gladi posko, para peserta kita berikan teori dan pembekalan dengan sistem TFG untuk memberikan gambaran pergerakan jemaah di Armuza seperti apa,” jelas Harun.

Baca Juga:  10 Unit Sepeda Motor Pebalap Liar Diamankan Sat Sabhara Polres Salatiga Dalam Patroli Kamtibmas

Bukan hanya persoalan logistik atau alur perjalanan, skenario juga mencakup kondisi kritis seperti jemaah yang sakit, kehilangan paspor, amnesia, bahkan hingga meninggal dunia dan salah kamar. Harun menegaskan bahwa semua skenario tersebut dipersiapkan untuk menjamin kesiapan para petugas dalam menghadapi segala kemungkinan.

“Tujuan gladi posko ini untuk memberikan gambaran sekaligus keterampilan kepada petugas, sehingga penugasan nanti di lapangan bisa lebih sempurna dalam melayani jemaah haji Indonesia,” tegasnya.

Fasilitator lainnya, Slamet, turut memberikan pemahaman tentang Safari Wukuf, baik reguler maupun khusus. Safari wukuf khusus akan ditangani oleh tim gabungan dari tiga daerah kerja dan terdiri dari personel PKP3JH, tenaga kesehatan, pembimbing ibadah, dan petugas layanan lainnya.

Baca Juga:  Perkuat Sinergitas, Kapolres Boyolali Lakukan Kunjungan Estafet ke Instansi Penegak Hukum

“Tugas tim ini menjaga dan memperbaiki kondisi jemaah haji termasuk secara psikologis. Petugas bukan hanya mengurus logistik, tetapi juga perasaan jemaah,” ujar Slamet.

Pelatihan kemudian ditutup dengan simulasi pergerakan dan pendorongan jemaah di Armuzna, yang diikuti dengan sesi evaluasi mendalam. Malam itu, Asrama Haji Pondok Gede menjelma bak “Makkah mini” di Jakarta, tempat semua skenario digelar seolah nyata.

Dari latihan ini, satu hal tampak jelas: ketulusan, kesiapan, dan kepedulian menjadi modal utama para petugas PPIH dalam menyambut tamu-tamu Allah pada musim haji 2025 mendatang. Dari Pondok Gede hingga Tanah Suci, mereka siap menunaikan amanah dengan sepenuh hati. (Yuanta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!