Misteri Kepemimpinan Percasi Surabaya: Muskot Batal, Kepengurusan Terus Jadi Sorotan
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Musyawarah Kota (Muskot) Percasi Surabaya yang seharusnya digelar pada Sabtu, 14 September 2024, pukul 09.00 WIB, tiba-tiba batal tanpa penjelasan yang jelas. Sejumlah anggota klub catur yang telah hadir di lokasi, sekitar 30 orang, merasa kecewa karena acara yang mereka nantikan tidak kunjung dimulai. Kantor KONI Surabaya di Jalan Bogen No. 1 yang menjadi lokasi acara pun tampak sepi dan terkunci.
Meskipun demikian, beberapa anggota yang sudah terlanjur datang akhirnya memutuskan untuk mengadakan diskusi informal di luar ruangan. Diskusi ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam dunia catur Surabaya, seperti Imam Buchori WN, Ketua Klub Catur Suryanaga, Soedarmadji MN, Drs. Didik Edi Susilo, dan Taufiq MN. Pertemuan spontan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus membahas perkembangan olahraga catur di Surabaya serta potensi peningkatan prestasinya.
Salah satu topik utama yang mencuat adalah pembatalan Muskot yang dinilai mendadak dan tidak transparan. Beberapa anggota mempertanyakan alasan pembatalan tersebut. Salah satu anggota yang kesal mengungkapkan, “Kenapa dibatalkan? Apa alasannya? Ini seperti ada permainan politik di balik pembatalan ini.”
Dalam saresehan tersebut, muncul pembicaraan tentang kepemimpinan Agung Leksono, Ketua Percasi Surabaya, yang dianggap enggan mundur meskipun masa jabatannya sudah habis. Ia sudah menjabat selama dua periode dan diduga tidak ingin digantikan oleh orang yang bukan pilihannya. Salah satu anggota klub bahkan berseloroh, “Kursinya empuk makanya nggak mau lengser.”
Menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Persatuan Catur Seluruh Indonesia pasal 21.7, jabatan Ketua Percasi Kabupaten/Kota hanya boleh dipegang oleh orang yang sama maksimal dua kali masa bakti secara penuh, baik berturut-turut maupun tidak. Namun, ketua bisa dipilih kembali untuk masa jabatan lebih dari dua kali apabila tidak ada calon lain dan disepakati dalam musyawarah secara aklamasi.
Dalam kasus ini, sudah ada calon lain yang siap maju, yaitu Drs. Didik Edi Susilo MM, yang mendapat dukungan dari 33 anggota klub catur. Soedarmadji mengungkapkan, “AD/ART sudah jelas. Kalau sudah ada calon lain yang siap dan didukung, kenapa harus dipersoalkan lagi?”
Selain itu, surat pemberitahuan dari Percasi Jawa Timur No. 041/SK/PERCASI-JTM/III/2024 menyatakan bahwa masa bakti kepengurusan Percasi Surabaya telah berakhir pada 23 Maret 2024. Surat tersebut juga menegaskan bahwa pengurus baru seharusnya sudah dikukuhkan, sesuai dengan surat keputusan Percasi Jatim Nomor 166/SKEP/-Jatim/III/2020.
Situasi ini menggambarkan adanya dinamika internal yang kompleks dalam tubuh Percasi Surabaya. Pembatalan Muskot dan keengganan lengsernya ketua lama menjadi perhatian publik, khususnya komunitas catur di Surabaya. Bagaimana kelanjutan kepemimpinan Percasi Surabaya akan ditentukan dalam waktu dekat, dengan harapan adanya solusi yang terbaik untuk perkembangan olahraga catur di kota ini. (*)
Tinggalkan Balasan