Mulut Dilakban, Kaki Terikat: Evakuasi Buaya Liar di Tengah Ladang Tebu, Ini Jelasnya
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Warga Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, Sidoarjo digegerkan oleh kemunculan seekor buaya muara berukuran besar di area kebun tebu dekat aliran sungai Kali Porong. Hewan predator itu akhirnya berhasil ditangkap oleh tim Rescue Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo bersama warga, Rabu (06/08/2025).
Buaya berjenis kelamin betina itu sempat memberikan perlawanan sengit saat akan diamankan, meski dalam kondisi mulut yang telah dilakban dan kaki terikat tali. Bahkan setelah tertangkap, hewan liar tersebut masih menunjukkan agresivitas yang cukup tinggi.
“Buaya itu terlihat pertama kali oleh warga di kebun tebu yang lokasinya tak jauh dari aliran sungai. Kami mendapat laporan adanya predator sungai yang diduga sudah memangsa kambing milik warga. Petugas langsung kami kerahkan untuk evakuasi,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Sidoarjo, Sabino Mariano, dalam keterangannya kepada awak media.
Sabino, yang juga menjabat sebagai Camat Tanggulangin, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam pelaporan kejadian serupa. Ia meminta warga tidak mengambil risiko dengan mencoba menangkap satwa liar sendiri, melainkan segera melapor melalui layanan darurat 112.
“Jika ada kejadian serupa, laporkan segera. Kita punya tim khusus yang siap menangani agar tidak sampai jatuh korban,” imbuhnya.
Evakuasi Dramatis di Kebun Tebu
Evakuasi buaya dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Komandan Regu Damkar I Pos Kota Sidoarjo, M Nasrullah, yang memimpin langsung proses tersebut, menyebutkan bahwa buaya ditemukan bersembunyi di rerimbunan tanaman tebu di dekat Kali Porong. Ia memastikan bahwa buaya yang ditangkap adalah jenis Crocodylus porosus alias buaya muara, salah satu spesies buaya terbesar di dunia.
“Proses evakuasi cukup menegangkan. Buaya masih sempat melawan, padahal sudah dalam posisi terikat. Namun berkat kerja sama yang solid antara tim dan warga, hewan ini berhasil kami amankan dalam kondisi hidup,” jelas Nasrullah.
Menurutnya, buaya yang ditangkap diperkirakan berusia sekitar 15 tahun. Estimasi usia ini dilihat dari jumlah gerigi pada ekornya, sebuah metode sederhana yang kerap digunakan oleh para petugas lapangan untuk menaksir umur buaya.
Petugas menggunakan jerat tali untuk menangkapnya, kemudian melumpuhkan pergerakannya dengan cara melakban mulut dan mengikat keempat kakinya.
Meski tampak tak berdaya, buaya betina itu sempat beberapa kali mencoba berontak dan menggeliat hebat saat akan dievakuasi ke kendaraan pengangkut. Namun kondisi ini bisa dikendalikan dengan sigap oleh petugas dan dibawa ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kemunculan Buaya Bukan yang Pertama
Nasrullah menambahkan bahwa kemunculan buaya muara di wilayah perairan Sidoarjo bukan hal baru. Sebelumnya, satwa liar ini juga kerap dilaporkan muncul di beberapa kecamatan lain seperti Candi dan Sedati, serta telah menimbulkan keresahan warga.
“Buaya seperti ini memang sering terlihat di sepanjang Kali Porong dan anak-anak sungainya. Karena habitatnya mulai terganggu, mereka kadang masuk ke permukiman atau kebun warga,” tandasnya.
Ia menegaskan pentingnya edukasi dan kewaspadaan masyarakat di sekitar wilayah rawan konflik satwa, khususnya di dekat sungai, rawa, dan kebun yang berbatasan langsung dengan habitat alami buaya.
Penangkapan buaya ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman satwa liar. Upaya cepat, tepat, dan terkoordinasi dinilai efektif mencegah terjadinya korban jiwa, sekaligus memastikan kelestarian satwa dilindungi seperti buaya muara tetap terjaga. (*)
Tinggalkan Balasan