Mustaqim dan SMART-ZIS: Inovasi Santri Salatiga Demi Zakat yang Transparan

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM — Di tengah era digital yang menuntut transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan dana publik, seorang pemuda asal Salatiga, Mustaqim, muncul sebagai inovator muda yang memadukan nilai-nilai tradisi pesantren dengan teknologi modern. Melalui inisiatifnya, ia mengembangkan SMART-ZIS (Sistem Manajemen Rekap Data Zakat, Infaq, dan Shadaqah), sebuah aplikasi digital pelaporan zakat yang menjawab isu keterbukaan dan legalitas pengelolaan zakat di masyarakat.

Lahir pada tahun 1990-an dan dibesarkan dalam tradisi keilmuan pesantren, Mustaqim kini menjadi penyuluh agama Islam di Kota Salatiga. Ia menciptakan satu ekosistem pelayanan zakat berbasis Kitab Kuning, website dakwah, dan aplikasi pelaporan berbasis digital. Inisiatif ini dikenal dengan nama Program Advokasi Panitia Zakat, yang telah dijalankannya sejak tahun 2022.

“Banyak panitia zakat selama ini ragu untuk menjadi Amil resmi karena ketidaktahuan terhadap prosedur dan kerumitan administrasi. Dengan pendekatan berbasis fiqh zakat klasik dan teknologi digital, kami membantu mereka melangkah lebih pasti,” ujar Mustaqim saat ditemui di sela aktivitas penyuluhannya.

Baca Juga:  PWI Jateng Terbitkan Pernyataan Sikap Akhir Tahun 2024, Salah Satunya Minta Dewan Pers Rilis Pedoman Penggunaan AI

Melalui aplikasi SMART-ZIS, para panitia zakat kini dapat menyampaikan laporan zakat secara real-time, lengkap dengan format standar sesuai arahan BAZNAS. Aplikasi ini dirancang agar mudah dioperasikan oleh panitia zakat di masjid-masjid, bahkan oleh mereka yang belum terbiasa menggunakan teknologi.

Tak hanya berhenti di aplikasi, Mustaqim juga mengembangkan website interaktif yang memuat berbagai tulisan edukatif seperti kultum, khutbah, tanya-jawab zakat, dan dokumentasi tugas penyuluhan. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya zakat dan peran strategis Amil yang sah secara hukum.

Selain aktif berdakwah, Mustaqim juga merupakan da’i 3T—utusan resmi dari Kementerian Agama RI yang pernah bertugas di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Pengalamannya dalam melakukan advokasi langsung kepada masyarakat menjadikan pendekatannya lebih menyentuh dan membumi. Ia pun aktif sebagai pengurus PC Nahdlatul Ulama Kota Salatiga Bidang Bahtsul Masail, forum ilmiah yang kerap membahas persoalan fiqh kontemporer berbasis turots (Kitab Kuning).

Baca Juga:  Melek Sehat dan Digital Sejak Dini, Anak-Anak Surabaya Antusias Ikuti Sosialisasi Cerdas di BG Junction

Salah satu pencapaian menonjol dari program ini adalah meningkatnya jumlah Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Kota Salatiga. Berdasarkan data, pertumbuhan UPZ mengalami peningkatan hingga 30 persen tiap tahunnya sejak advokasi ini dijalankan. “Legalitas ini penting karena menyangkut hak dan kewajiban Amil. Mereka jadi tahu bagaimana melaporkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat dengan amanah,” terang Mustaqim.

Prestasi Mustaqim tak hanya diakui di lapangan, namun juga di dunia akademik. Programnya telah diterbitkan dalam Jurnal Indonesian Academy Of Social And Religious Research (IASRR) dengan judul “Advocacy of Zakat Committee Based on Yellow Book, Website and SmartZIS Application in Salatiga City”. Jurnal tersebut sudah terindeks oleh berbagai lembaga internasional seperti DOAJ, EBSCO, ROAD, SINTA, Google Scholar, BASE, dan lainnya.

Baca Juga:  Raja Logistik Dunia Berawal dari Laut Nusantara: Indonesia Siap Menjadi Powerhouse Maritim Global

Melalui keberhasilannya, Mustaqim berharap inovasi SMART-ZIS tak hanya menjadi solusi lokal, namun juga dapat diadopsi secara nasional untuk mendorong pertumbuhan jumlah Amil Zakat yang resmi dan terpercaya. Ia juga ingin memberi inspirasi bagi generasi muda lainnya agar berani menciptakan perubahan positif berbasis nilai, ilmu, dan teknologi.

“Teknologi itu alat, nilai-nilai keikhlasan dalam mengelola zakat tetap harus dijaga. SMART-ZIS hanya jembatan menuju pengelolaan zakat yang amanah dan transparan,” tutupnya dengan penuh semangat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!