Ngopi Bareng Cakrukan di Warung Buffer Bersama Sopir Truk, Satlantas Tanjung Perak Gaungkan Bahaya ODOL dan Operasi Patuh 2025

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Menjelang pelaksanaan Operasi Patuh 2025, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengambil langkah pendekatan humanis dengan menggandeng para sopir truk dalam kegiatan “Cangkrukan Ngopi Bareng Sopir Truk”. Acara yang digelar di Warung Kopi Buffer Truk kawasan pelabuhan ini menjadi forum dialog santai bertajuk Polantas Menyapa, Kamis (10/7/2025).

Dipimpin langsung oleh Kasat Lantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Imam Sayfudin Rodji, kegiatan ini mengangkat dua isu strategis: kampanye Zero ODOL (Over Dimensi Over Loading) dan sosialisasi awal Operasi Patuh 2025 yang dijadwalkan berlangsung mulai 14 Juli 2025.

“Kami tidak ingin sekadar menjadi penegak hukum, tapi juga menjadi mitra dialog bagi para pengemudi. Dengan suasana seperti ini, komunikasi jadi lebih terbuka dan pesan keselamatan lebih mudah tersampaikan,” ungkap AKP Imam.

Baca Juga:  LDII dan Kemenag Jatim Bersinergi Jaga Moderasi Beragama di Tengah Keberagaman

Dalam suasana santai penuh keakraban, para sopir diberi pemahaman tentang bahaya kendaraan ODOL yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan fatal serta kerusakan infrastruktur jalan.

AKP Imam menekankan bahwa pelanggaran ODOL tidak hanya membahayakan keselamatan pribadi, tapi juga pengguna jalan lainnya dan berdampak besar terhadap kerusakan fasilitas publik seperti jalan tol, jembatan, hingga dermaga.

“ODOL bukan soal tilang semata. Ini soal nyawa dan keselamatan bersama. Kami ingin tumbuh kesadaran bahwa patuh itu bukan karena takut sanksi, tapi karena peduli akan keselamatan,” tegasnya.

Baca Juga:  SPEED Tancap Gas! Ojol Surabaya Tuntut Perlindungan dan Bonus Layak ke DPRD Jatim

Sosialisasi Operasi Patuh 2025 juga dibahas secara terbuka. Satlantas menjelaskan bahwa operasi tahun ini lebih menekankan pendekatan preventif dan edukatif, bukan hanya penindakan. Operasi akan difokuskan pada pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, termasuk kelebihan muatan, pelanggaran marka jalan, dan kelengkapan kendaraan.

Respon dari para sopir pun positif. Mereka mengaku baru kali ini diberi ruang untuk menyampaikan langsung berbagai persoalan teknis yang mereka hadapi di lapangan, seperti batas muatan yang kerap dikompromikan oleh perusahaan, jam kerja yang panjang, serta akses jalan pelabuhan yang kadang tidak bersahabat untuk kendaraan besar.

“Biasanya kami cuma tahu ada razia. Tapi kali ini kami dikasih tahu kenapa itu penting. Kami juga jadi bisa cerita kesulitan kami ke polisi,” ujar Roni, salah satu sopir truk senior.

Baca Juga:  Transformasi Digital: Katalog Elektronik Versi 6 Diperkenalkan di Kota Salatiga

Acara ini juga mencerminkan perubahan pendekatan aparat kepolisian dari yang semula bersifat represif menjadi dialogis dan partisipatif, terutama dalam membangun kesadaran tertib lalu lintas di kawasan strategis seperti pelabuhan.

Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak berharap kegiatan ini menjadi langkah awal membangun budaya keselamatan berkendara dari hulu ke hilir, dimulai dari para pelaku transportasi barang yang menjadi tulang punggung logistik nasional.

Dengan pendekatan seperti ini, aparat dan masyarakat bisa saling bergandeng tangan menciptakan lalu lintas yang aman, nyaman, dan tertib. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!