Nuansa Adat Jawa Warnai Purna Wiyata XV SMK MIPHA Parakan, 370 Siswa Lulus Semua!

Laporan: Wahono

TEMANGGUNG | SUARAGLOBAL.COM – Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti Gedung Pemuda Kowangan, Temanggung, pada Senin (5/5/2025) saat SMK MIPHA Parakan menggelar acara Purna Wiyata Bergata XV. Dengan nuansa adat Jawa yang kental, sekolah ini secara resmi melepas 370 siswa kelas XII yang seluruhnya dinyatakan lulus.

Acara pelepasan tersebut berlangsung khidmat sekaligus meriah, dengan mewajibkan seluruh siswa mengenakan busana adat Jawa dan didampingi oleh orang tua mereka. Sementara anggota keluarga lainnya menanti di luar gedung, para pengajar dan karyawan juga turut mengenakan pakaian tradisional sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal.

Baca Juga:  ITS Kuatkan Sinergi dengan Sekolah, Dorong Adaptasi AI dalam Pendidikan Melalui Prodistik Award

Dalam sambutannya, Kepala SMK MIPHA Parakan, Slamet Purwanto, menyampaikan rasa bangga dan ucapan selamat kepada seluruh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan selama tiga tahun. Ia berharap para lulusan dapat menjadi pribadi yang sukses, berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas.

“Saya juga mewakili seluruh tenaga pendidik mohon maaf jika selama proses pembelajaran masih banyak kekurangan. Semoga ilmu yang diperoleh di sekolah ini bisa menjadi bekal yang bermanfaat di masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, Eko Suseno selaku Wakil Kepala Sekolah menjelaskan bahwa tema purna wiyata kali ini adalah “Membangun Bangsa dengan Berkarya”. Menurutnya, sekolah berkomitmen menyediakan wadah bagi siswa untuk mengekspresikan diri, terutama dalam seni dan budaya sebagai upaya pembentukan karakter.

Baca Juga:  Tebusan Ijazah: Polda Jatim Usut Dugaan Penahanan Dokumen oleh Perusahaan Surabaya

“Kita tinggal di tanah Jawa, jadi penting untuk mengenal dan mencintai tradisi Jawa. Kami ingin siswa memiliki jati diri yang kuat. Alhamdulillah berkat kerja keras semua pihak, termasuk orang tua, tahun ini semua siswa dinyatakan lulus seratus persen,” jelasnya.

Acara berlangsung dengan nuansa tradisional yang kental. Mulai dari alunan gending Jawa, suguhan tari-tarian oleh siswa, hingga pembawa acara dan pidato yang menggunakan bahasa Jawa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami dan menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya leluhur mereka.

Baca Juga:  Temuan Granat Oleh Warga Ledok Ternyata Masih Aktif, Diduga Granat  Era Zaman Perang Dunia II

Selain seremoni pelepasan, acara juga diisi dengan penyerahan cendera mata dan penghargaan kepada siswa-siswa berprestasi di bidang akademik, olahraga, dan paskibraka. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto bersama seluruh siswa dan tenaga pengajar, menandai berakhirnya masa putih abu-abu para siswa dan langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!