Pageri Segoro: JSIT Jateng dan Lazis Jateng Tanam 1.018 Mangrove untuk Wariskan Harapan di Pesisir Semarang
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-18 Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazis) Jateng, gerakan pelestarian lingkungan hidup kembali digaungkan lewat aksi penanaman mangrove di wilayah pesisir Mangkang Wetan, Kota Semarang, Jumat (1/8/2025).
Mengusung tema “Kontribusi Tanpa Henti”, kegiatan yang dikemas dalam program bertajuk “Pageri Segoro” ini berhasil menanam sebanyak 1.018 bibit mangrove. Program ini turut menggandeng mitra strategis dari berbagai unsur, antara lain JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perikanan.
Ketua DPPU JSIT Jateng, Agus Setyawan, menyampaikan bahwa kehadiran lembaganya sebagai mitra dalam kegiatan ini adalah bentuk nyata sinergi lembaga pendidikan Islam dalam menjaga keberlangsungan lingkungan. Menurutnya, pelibatan sekolah-sekolah Islam dalam aksi pelestarian seperti ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, namun juga upaya mendalam untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai peduli lingkungan sejak dini.
“Ini bukan hanya soal menanam mangrove, tapi juga menanamkan karakter. Belajar mencintai bumi dengan cara yang nyata,” ungkap Agus.
Senada dengan itu, Rini Puji Hastuti, Kepala Dinas Kehutanan Kota Semarang, menyatakan apresiasinya atas inisiatif Lazis Jateng dan para mitra. Ia menilai penanaman mangrove merupakan langkah konkret dalam menghadapi tantangan kerusakan ekosistem pesisir yang semakin nyata.
“Penanaman mangrove seperti ini sangat penting, karena tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam menjaga keseimbangan alam,” tegasnya.
Tak hanya itu, Ketua Bidang Sosial Kemanusiaan JSIT Jateng, Lilik Prihyanto, turut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan dampak sosial yang luas dan berkelanjutan.
“Kegiatan ini mencerminkan kekuatan kolaborasi antara lembaga zakat, dunia pendidikan, dan instansi pemerintah dalam menciptakan perubahan positif yang dirasakan masyarakat secara luas,” ujar Lilik.
Program “Pageri Segoro” ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi gerakan serupa di berbagai wilayah pesisir Jawa Tengah lainnya. Sebab, mangrove tak hanya menjadi benteng alami penghalau abrasi dan intrusi air laut, tetapi juga rumah bagi beragam spesies laut dan pelestari keanekaragaman hayati.
Melalui kegiatan ini, JSIT Jateng menegaskan komitmennya untuk terus menjadi bagian dari solusi dalam membangun masa depan bangsa yang berwawasan lingkungan, spiritual, dan sosial. Dengan menggandeng berbagai pihak, langkah kecil seperti menanam pohon mangrove menjadi lompatan besar menuju keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. (*)
Tinggalkan Balasan