Pemkot Surabaya Gratiskan Seragam Gamis: Sekolah Ramah Anak Tanpa Beban Biaya
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pendidikan yang ramah anak dan inklusif. Salah satu kebijakan terbaru yang diterapkan adalah pemberian seragam gratis bagi siswa baru yang berasal dari keluarga miskin, atau yang dalam data resmi disebut sebagai kategori gamis (keluarga miskin).
Program ini digagas sebagai upaya nyata untuk meringankan beban ekonomi keluarga tidak mampu sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri para siswa dalam mengawali tahun ajaran baru.
“Seragam akan dibagikan setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selesai. Kami ingin semua anak, terutama dari keluarga kurang mampu, bisa merasakan kenyamanan dan percaya diri saat belajar di sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, pada Minggu (13/7/2025).
MPLS, Momentum Adaptasi dan Karakter
MPLS di Surabaya dijadwalkan berlangsung mulai Senin (14/7/25) hingga Jumat (18/7/25). Dalam kurun waktu ini, siswa baru akan diperkenalkan pada lingkungan sekolah, nilai-nilai karakter, serta sistem pembelajaran yang berlaku.
Yusuf menjelaskan bahwa distribusi seragam sengaja dilakukan setelah MPLS agar tidak mengganggu proses awal adaptasi siswa. Ini juga memberi waktu sekolah untuk mendata dan menyesuaikan ukuran seragam dengan kebutuhan masing-masing anak.
Pendidikan Tanpa Diskriminasi, Sekolah Ramah Anak Jadi Prioritas
Program seragam gratis ini juga bagian dari misi Pemkot Surabaya mewujudkan sekolah ramah anak. Dinas Pendidikan menegaskan bahwa seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, berhak mendapatkan perlakuan yang setara dan fasilitas yang memadai.
“Kami ingin menghapus stigma dan diskriminasi di sekolah. Semua siswa harus merasa dihargai dan diterima, tanpa terkecuali,” tegas Yusuf.
Waspadai Oknum Jalur Belakang
Dalam kesempatan tersebut, Yusuf juga mengingatkan para orang tua agar waspada terhadap oknum yang menawarkan janji masuk sekolah melalui jalur tidak resmi. Ia menekankan bahwa sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah diatur dengan mekanisme dan kuota yang ketat.
“Kalau sekolah menerima siswa melebihi kuota, sistem akan terkunci. Ini bisa berpengaruh pada legalitas data dan bahkan keabsahan ijazah siswa. Jadi jangan tergiur janji oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Peran Aktif Orang Tua Dalam Masa Adaptasi
Sebagai penutup, Yusuf mengimbau kepada seluruh orang tua untuk terlibat aktif dalam proses awal masuk sekolah, terutama bagi siswa Sekolah Dasar (SD) yang baru pertama kali meninggalkan lingkungan rumah.
“Dukungan orang tua di hari-hari pertama sekolah sangat penting. Kehadiran mereka bisa membuat anak merasa lebih tenang, aman, dan siap menghadapi dunia baru di sekolah,” pungkasnya.
Dengan berbagai kebijakan pro-anak yang terus digulirkan, Pemkot Surabaya berharap seluruh anak di kotanya bisa mengenyam pendidikan yang layak, nyaman, dan setara tanpa harus dibatasi oleh kondisi ekonomi keluarga. (*)
Tinggalkan Balasan