Pendekar Madiun Duduk Satu Barisan: 14 Perguruan Silat Deklarasi Pemersatu Bangsa di Kampung Pesilat

Laporan: Ninis Indrawati

MADIUN | SUARAGLOBAL.COM – Kabupaten Madiun kembali membuktikan diri sebagai Kampung Pesilat yang tak hanya dikenal karena banyaknya perguruan silat, tetapi juga karena semangat kebersamaan yang terjaga. Pada Selasa (9/9/2025), sebanyak 14 perguruan silat dari berbagai aliran berkumpul di Gedung Kampung Pesilat untuk menggelar Deklarasi Pemersatu Bangsa.

Acara bersejarah ini difasilitasi langsung oleh Polres Madiun Polda Jatim dan berlangsung penuh keakraban. Para pesilat yang biasanya tampil dengan ciri khas atribut dan warna masing-masing, kali ini menyatu dalam satu barisan. Dengan lantang mereka mengikrarkan komitmen untuk menjunjung tinggi persaudaraan, menolak segala bentuk provokasi, serta menjaga kerukunan di tengah masyarakat.

Baca Juga:  Polres Blitar Gelar Trauma Healing untuk Keluarga Korban Mutilasi Koper Merah: Bukti Humanisme Polri

Kapolres: Pesilat Punya Peran Strategis

Kapolres Madiun, AKBP Kemas Indra Natanegara, hadir langsung dan menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, pesilat bukan hanya penjaga warisan budaya, tetapi juga bagian penting dari masyarakat yang memiliki pengaruh besar terhadap situasi keamanan di wilayah Madiun.

“Pesilat adalah bagian dari masyarakat yang punya pengaruh besar. Saat mereka bersatu, otomatis Madiun akan semakin kondusif. Inilah makna sebenarnya dari kebersamaan,” ujar Kapolres.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi menjaga keamanan dan ketertiban, Polres Madiun memberikan piagam penghargaan kepada perwakilan 14 perguruan silat. Piagam tersebut menjadi bukti nyata kepercayaan aparat kepada para pendekar yang selama ini turut berkontribusi menciptakan suasana damai.

Baca Juga:  Polres Tulungagung Gagalkan Aksi Pencopetan Massal di Konser Musik: 47 Ponsel Berhasil Diselamatkan

Bupati: Suro Kini Jadi Momentum Kekompakan

Turut hadir Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, yang menyambut hangat deklarasi ini. Ia menilai, kekompakan antarperguruan silat membawa harapan baru, terutama pada momentum bulan Suro, yang sebelumnya kerap diwarnai kerawanan.

“Sekarang bulan Suro justru menjadi ajang kekompakan. Suasana aman membuat UMKM kita hidup, perekonomian bergerak, dan masyarakat merasa nyaman,” ungkap Bupati.

Ia menambahkan bahwa Kabupaten Madiun adalah rumah bersama yang harus dijaga oleh semua pihak, bukan hanya pemerintah atau aparat, melainkan seluruh elemen masyarakat termasuk pesilat.

Baca Juga:  Resepsi Kenegaraan HUT ke-80 RI di Nganjuk: Malam Penuh Syukur, Apresiasi, dan Tekad Persatuan

Tekad Bersama untuk Kerukunan

Deklarasi yang digelar di Kampung Pesilat ini bukan sekadar seremonial. Para pendekar bersepakat menjadikannya titik awal kolaborasi nyata, baik dalam menjaga keamanan acara masyarakat maupun mendukung kegiatan sosial. Dengan semangat persatuan, Madiun diharapkan semakin adem, ayem, tentrem, lan rukun.

Kehadiran 14 perguruan silat yang duduk satu barisan menjadi simbol kuat bahwa perbedaan aliran bukanlah penghalang untuk tetap bersaudara. Sebaliknya, keragaman tersebut bisa menjadi kekuatan besar untuk menjaga keutuhan bangsa, dimulai dari Kabupaten Madiun. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!