Polisi Masuk Sekolah, Polres Blitar Kota Bangun Generasi Anti-Bullying dari Bangku Kelas
Laporan: Ninis Indrawati
BLITAR | SUARAGLOBAL.COM – Dalam rangka menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan, Polres Blitar Kota melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) terus menggiatkan sosialisasi pencegahan bullying di sekolah-sekolah. Langkah strategis ini menjadi bagian dari kampanye besar untuk menekan angka perundungan yang masih marak di kalangan pelajar.
Kegiatan edukatif tersebut dilakukan secara bergilir di sejumlah sekolah di wilayah Kota Blitar, menyasar peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga menengah. Tim Polwan dari Unit PPA menjadi ujung tombak program ini dengan terjun langsung ke ruang-ruang kelas, membawakan materi dalam bentuk penyuluhan, diskusi terbuka, serta simulasi interaktif mengenai bullying.
Dengan pendekatan yang komunikatif dan mudah dipahami, para siswa terlihat antusias mengikuti jalannya kegiatan. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan jenis-jenis bullying, seperti fisik, verbal, sosial, dan siber, serta bagaimana dampak jangka panjang dari perundungan dapat mempengaruhi kondisi mental, emosional, dan sosial korban.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Sjamsul Anwar, menegaskan bahwa edukasi semacam ini bukan hanya program sementara, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan pihak kepolisian dalam menyiapkan generasi muda yang sehat secara mental dan sosial.
“Bullying bukan hanya tindakan sepele. Efeknya bisa sangat merusak psikologis korban dan berdampak hingga jangka panjang. Oleh karena itu, kami terus mengedukasi pelajar agar lebih sadar, peduli, dan berani melawan segala bentuk kekerasan,” ujarnya, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, keberhasilan upaya pencegahan bullying tidak dapat berjalan efektif tanpa dukungan dari berbagai pihak. Guru, orang tua, hingga lingkungan masyarakat sekitar memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa yang berani berkata tidak terhadap kekerasan.
“Kami ingin membentuk budaya sekolah yang positif, di mana siswa saling menghargai, menerima perbedaan, dan membangun empati antarsesama. Ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh kepolisian, tapi perlu gotong royong dari semua elemen,” tambahnya.
Melalui pendekatan ini, Polres Blitar Kota berharap dapat menciptakan atmosfer belajar yang inklusif dan aman, di mana setiap siswa merasa dihargai, didengar, dan terlindungi. Selain itu, pihak sekolah juga diimbau untuk membentuk tim pengawas internal yang dapat menjadi tempat curhat atau pelaporan jika terjadi indikasi perundungan.
Tak hanya menyasar siswa, program ini juga akan menyentuh guru dan orang tua melalui pelatihan serta seminar yang bertujuan memberikan pemahaman komprehensif terkait penanganan kasus bullying sejak dini.
Di akhir sesi sosialisasi, para siswa diajak membuat komitmen bersama untuk menolak segala bentuk perundungan dengan membubuhkan tanda tangan pada spanduk bertuliskan “Stop Bullying! Jadilah Sahabat, Bukan Pembully!” yang dipajang di lingkungan sekolah sebagai pengingat bersama.
Gerakan anti-bullying yang diusung Polres Blitar Kota ini diharapkan tidak hanya menjadi program sesaat, tetapi menjadi kebiasaan baru yang membentuk generasi pelajar berkarakter, tangguh, dan berempati tinggi.
Dengan Polisi hadir di kelas dan pendekatan edukatif yang humanis, Polres Blitar Kota membuktikan bahwa mencegah kekerasan bisa dimulai dari ruang kelas dan hati para siswa. (*)
Tinggalkan Balasan