Polresta Malang Kota Perkuat Kolaborasi dengan Media untuk Tangkal Isu Provokatif Jelang September Gelap dan Peringatan Kanjuruhan
Laporan: Ninis Indrawati
MALANG | SUARAGLOBAL – Antisipasi terhadap potensi kerawanan sosial kembali digencarkan Polresta Malang Kota Polda Jawa Timur menjelang periode yang kerap disebut “September Gelap” dan mendekati momentum peringatan Tragedi Kanjuruhan. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah memperkuat sinergi dengan insan media, sebagai garda depan dalam menjaga ketenangan informasi publik.
Silaturahmi ini dipimpin langsung oleh Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamasuddin, S.I.K., M.T., mewakili Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, S.H., S.I.K., M.Si. Pertemuan berlangsung hangat pada Kamis (25/9/2025) dan dihadiri oleh wartawan dari berbagai lini, mulai media cetak, televisi, radio, media daring, hingga pegiat media sosial.
Media Sebagai Penjaga Kesejukan Informasi
Dalam kesempatan tersebut, AKBP Oskar menegaskan pentingnya peran media dalam menata ekosistem informasi di tengah derasnya arus digital. Menurutnya, klarifikasi yang cepat dan tepat atas informasi yang beredar sangat diperlukan, terlebih ketika narasi provokatif dan hoaks sering kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menimbulkan keresahan.
“Kami ingin media menjadi garda terdepan dalam menjaga kesejukan informasi. Jangan sampai masyarakat Kota Malang maupun dari luar merasa resah akibat isu destruktif yang tidak jelas sumbernya,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa keamanan dan kedamaian tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat, tetapi juga membutuhkan peran aktif media untuk menyajikan pemberitaan yang konstruktif.
Malang sebagai Miniatur Indonesia
AKBP Oskar turut mengingatkan pentingnya menjaga citra Kota Malang sebagai barometer Jawa Timur sekaligus kota pendidikan dengan keberagaman mahasiswa dari seluruh Indonesia. Keberagaman ini, katanya, merupakan potensi besar sekaligus tantangan yang harus dijaga melalui kondusivitas bersama.
“Kondusivitas adalah kunci. Malang harus tetap menjadi miniatur Indonesia yang aman, damai, dan nyaman bagi siapa saja,” ujarnya.
Polresta Malang Kota pun menegaskan kesiapan membuka ruang komunikasi dengan insan pers. Langkah ini dimaksudkan agar setiap informasi yang beredar dapat segera diklarifikasi secara terbuka sehingga tidak berkembang menjadi isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Lawan Disinformasi dengan Kolaborasi
AKBP Oskar menekankan bahwa pihaknya tidak bisa berjalan sendiri. Peran media sangat penting sebagai mitra dalam menciptakan narasi positif, membangun optimisme, sekaligus menangkal disinformasi yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
“Kami selalu terbuka untuk kolaborasi. Mari kita lawan disinformasi dan provokasi, karena stabilitas keamanan adalah kebutuhan kita semua,” tegasnya.
Doa Bersama sebagai Penutup
Silaturahmi ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin wartawan senior Eddy Master. Momen tersebut menjadi simbol bahwa pers dan kepolisian berada pada jalur yang sama, yakni menjaga ketenangan masyarakat dan melindungi reputasi Malang sebagai kota pendidikan yang kondusif serta harmonis.
Dengan langkah sinergis ini, Polresta Malang Kota berharap peringatan Tragedi Kanjuruhan maupun momen September Gelap dapat dilalui dalam suasana damai, penuh kebersamaan, dan bebas dari provokasi yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial. (*)
Tinggalkan Balasan