“Program Jumat Kliwon di Rutan Salatiga: Menguatkan Keimanan dan Pembekalan Mental Rohani”

Laporan: W Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Dalam upaya memperkuat keimanan dan memberikan bekal mental rohani, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga kembali menggelar program ‘Jumat Kliwon’ pada Jumat (12/07). Kegiatan ini berlangsung di selasar dalam Rutan, di mana para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dibimbing oleh ustadz Nahrawi. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dzikir, tahlil, mengirim doa kepada para leluhur, dan ditutup dengan shalat Jumat.

Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, menjelaskan bahwa program Jumat Kliwon adalah salah satu upaya khusus untuk memperkuat keimanan santri WBP serta memberikan pembekalan mental rohani. “Program ini khusus kami gelar dalam upaya memperkuat keimanan santri WBP dan pembekalan mental rohani yang kami harapkan bisa menjadi sarana mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemprov Jateng Terima Aplikasi SIKD Dari ANRI

Redy juga menjelaskan bahwa kegiatan dimulai dengan doa pada malam harinya di kamar hunian masing-masing. Keesokan paginya, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an bersama, dzikir, tahlil, dan yasinan. Ia berharap bahwa dengan adanya pembinaan rohani ini, para santri WBP tidak hanya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga menyadari kesalahan mereka dan menjadikannya sebagai sarana pertaubatan sehingga tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum di masa depan.

Baca Juga:  Patriotisme Pierre Andries Tendean Dalam Buku Biografi "Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi"

“Selain sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, kegiatan ini kami harapkan menjadikan para santri dapat menyadari kesalahan dan menjadi sarana pertaubatan diri sehingga mereka tidak mengulangi perbuatan pelanggaran hukum kembali,” tandas Redy.

Doli, salah satu peserta kegiatan yang terjerat perkara narkotika, mengungkapkan rasa terharunya terhadap program ‘Jumat Kliwon’. Ia merasa bahwa program ini sangat membantu dirinya dan teman-temannya untuk lebih dekat kepada Allah SWT, menyadari kesalahan masa lalu, serta dapat mendoakan orang tua dan keluarga yang telah tiada. “Saya dan teman-teman senasib di sini sangat terharu dan senang dengan kegiatan program ini yang lebih mendekatkan kami pada Allah SWT dan menjadi sarana penyesalan akan dosa masa lalu. Tentunya, kami bisa mendoakan orang tua maupun keluarga yang sudah tidak ada, dan kami berjanji menjadi pribadi yang baik dan berakhlakul karimah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Posyandu Ibu dan Balita Berdikari 02 di Lapas Perempuan Semarang Diresmikan, Upaya Nyata Kemenkumham Jateng Perangi Stunting

Dengan adanya program ini, diharapkan para WBP dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, menjauhi pelanggaran hukum, serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!