Rajut Asa di Balik Jeruji: WBP Perempuan Rutan Temanggung Ciptakan Tas dan Sweater Bernilai Jual
Laporan: Wahono
TEMANGGUNG | SUARAGLOBAL.COM – Suara harapan bergema dari balik tembok tinggi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Temanggung. Di ruang pembinaan yang sederhana, deretan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) perempuan terlihat tekun memainkan jarum dan benang, merajut helai demi helai menjadi karya yang tak sekadar indah, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Pada Selasa, 5 Agustus 2025, Rutan Temanggung kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian para WBP melalui program pelatihan keterampilan merajut, sebagai bagian dari pembinaan kemandirian. Program ini tidak hanya mengisi waktu selama masa pidana, tetapi juga bertujuan membekali para WBP perempuan dengan keterampilan hidup yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas nanti.
Produk-produk yang dihasilkan berupa tas rajut, sweater, dan aksesori lainnya. Semua dibuat dengan teliti dan penuh ketekunan. Tak hanya menarik secara visual, produk-produk tersebut juga telah terbukti layak jual dan berkualitas, hingga menarik perhatian para pegawai Rutan serta masyarakat yang mengetahui program ini.
Kepala Rutan Kelas IIB Temanggung, Hendra, menyampaikan bahwa pembinaan ini adalah wujud nyata perhatian terhadap masa depan WBP perempuan.
“Kami ingin memastikan bahwa para WBP perempuan tidak hanya dibina secara mental dan spiritual, tetapi juga secara ekonomi. Mereka harus punya bekal saat kembali ke masyarakat. Produk yang mereka hasilkan sudah menunjukkan kualitas yang bagus dan layak untuk dipasarkan,” ungkap Hendra.
Program pelatihan ini dilakukan secara rutin dan terstruktur, dengan menghadirkan instruktur pendamping dan bimbingan langsung dari tim pembinaan Rutan. Hendra menegaskan bahwa program ini juga terbuka untuk dieksplorasi dalam skala yang lebih besar, termasuk membuka peluang kerja sama dengan mitra luar untuk pemasaran produk.
Para WBP perempuan pun menyambut antusias pelatihan ini. Bagi mereka, aktivitas ini bukan hanya bentuk pelampiasan kreativitas, tetapi juga menjadi simbol perubahan diri dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dengan pendekatan humanis dan berkelanjutan seperti ini, Rutan Temanggung membuktikan bahwa pembinaan pemasyarakatan bukan sekadar proses penahanan, tetapi juga pembentukan karakter, peningkatan keterampilan, serta pemulihan martabat kemanusiaan. (*)
Tinggalkan Balasan