Ricuh di Gedung DPRD Madiun Kota, 91 Orang Diamankan: 8 Jadi Tersangka, Polisi Ungkap Peran Pelaku
Laporan: Ninis Indrawati
MADIUN | SUARAGLOBAL.COM – Kericuhan yang pecah saat aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kota Madiun pada Sabtu (30/8/2025) kini mulai terurai. Polres Madiun Kota Polda Jawa Timur berhasil mengamankan sebanyak 91 orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis tersebut.
Awalnya, massa hanya berkumpul untuk menyampaikan aspirasi. Namun, suasana berubah kacau ketika sekelompok orang mulai bertindak provokatif. Aksi brutal terjadi berupa pelemparan bom molotov, perusakan gedung, hingga penjarahan.
Wakapolres Madiun Kota, Kompol Dr. I Gusti Agung Ananta, SH., SIK., MH., menegaskan bahwa insiden ini sudah jauh dari esensi unjuk rasa.
“Aksi ini jelas ditunggangi pihak-pihak tertentu untuk menciptakan kekacauan,” ujarnya, Rabu (10/9/25).
Peran Pelaku dalam Aksi Anarkis
Hasil pemeriksaan kepolisian berhasil mengungkap beberapa peran pelaku:
YPAT (19): merakit bom molotov berdasarkan tutorial di YouTube dan melemparkannya ke arah petugas.
RDE: seorang remaja yang menyebarkan konten provokatif melalui Instagram dan TikTok, sehingga memperkeruh situasi.
FU dan AN: melakukan perusakan kaca serta genteng Gedung DPRD.
Empat pelaku lainnya: memanfaatkan kericuhan untuk mencuri sepeda motor serta besi penutup selokan.
Langkah Penegakan Hukum
Dari total 91 orang yang diamankan, 8 orang telah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana. Sementara itu, 1 pelaku yang masih di bawah umur dikenakan wajib lapor. Adapun 82 orang lainnya yang juga masih anak-anak dikembalikan ke orang tua mereka untuk dibina lebih lanjut.
“Kami tindak tegas setiap provokator maupun pelaku pengrusakan. Tidak ada ruang bagi aksi anarkis yang mengganggu ketertiban umum,” tegas Kompol Agung.
Antisipasi Ke Depan
Polisi menilai media sosial turut mempercepat penyebaran provokasi dalam peristiwa ini. Oleh sebab itu, patroli siber akan diperkuat untuk mencegah kejadian serupa. Selain penegakan hukum, Polres Madiun Kota juga mengedepankan pendekatan persuasif bersama tokoh masyarakat untuk menjaga kondusivitas wilayah.
Hingga kini, polisi masih terus mendalami siapa aktor utama di balik kerusuhan tersebut. Pengamanan di obyek vital Kota Madiun pun ditingkatkan sebagai langkah antisipasi ke depan. (*)
Tinggalkan Balasan