Rob Tak Kunjung Surut: Aktivitas Sekolah di Pulau Mandangin Terganggu, Ini Jelasnya

Laporan: Ninis Indrawati

SAMPANG | SUARAGLOBAL.COM — Banjir rob kembali merendam wilayah pesisir Kabupaten Sampang, Madura, akibat meningkatnya intensitas cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Pulau Mandangin menjadi salah satu wilayah yang terdampak cukup parah, dengan genangan air laut yang meluas hingga ke lingkungan sekolah, mengganggu aktivitas belajar-mengajar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang melaporkan bahwa fenomena rob kali ini bukan yang pertama terjadi, namun kejadiannya kian sering dan dampaknya semakin terasa. Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Candra Ramadani Amin, mengatakan bahwa selain Pulau Mandangin, wilayah Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang Kota, juga turut terdampak banjir rob pada Rabu (28/5/2025).

Baca Juga:  Pengeroyokan Advokat di Surabaya: Polisi Usut Motif di Balik Kasus Brutal dan Amankan Empat Debt Collector 

“Air laut naik cukup tinggi dan menggenangi sejumlah wilayah pesisir. Sekolah di Pulau Mandangin juga terdampak, dan hal ini mengganggu proses belajar-mengajar,” ujar Candra saat dikonfirmasi pada Kamis (29/5/2025).

Menurut Candra, air mulai naik sejak dini hari dan mulai menggenangi pemukiman dan fasilitas umum saat pagi menjelang. Di Pulau Mandangin, sejumlah ruang kelas tergenang hingga setinggi mata kaki, memaksa pihak sekolah untuk menunda atau memindahkan kegiatan belajar ke tempat yang lebih aman.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD telah menyalurkan bantuan logistik seperti makanan siap saji, air bersih, serta alat kebersihan kepada warga terdampak. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan pasang surut air laut, serta menjalin koordinasi dengan pemerintah desa dan pihak sekolah untuk mitigasi lanjutan.

Baca Juga:  Sako Pramuka Sekolah Islam Terpadu (SIT) JSIT Jawa Tengah Gelar PERSARI II

“Kami mengimbau masyarakat pesisir, terutama di daerah rawan seperti Pantura dan Desa Nepa, Kecamatan Banyuates, agar tetap waspada dan tidak menyepelekan potensi bencana. Sekecil apapun perubahan kondisi cuaca atau permukaan air, sebaiknya segera dilaporkan,” tambahnya.

Candra menekankan bahwa penanganan banjir rob tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Keterlibatan aktif warga dalam bentuk gotong royong, kesiapsiagaan lingkungan, hingga pelaporan dini sangat dibutuhkan agar dampak rob bisa ditekan seminimal mungkin.

Baca Juga:  Menimba Inspirasi di Sidoarjo: 30 Kepala SIT Jateng Gali Inovasi dan Semangat ‘Guru Pejuang’ di YPIT Insan Kamil

“Kami terus memantau perkembangan dan akan segera menindaklanjuti setiap laporan dari masyarakat. Upaya bersama sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman ini,” pungkasnya.

Musim cuaca ekstrem yang masih berlangsung membuat potensi rob masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Untuk itu, warga di sepanjang pesisir Sampang diminta untuk tidak menurunkan kewaspadaan, terutama di titik-titik yang sudah berulang kali menjadi langganan banjir rob. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!