Rokok Ilegal Guncang Ekonomi Madura, Petani Tembakau di Ujung Krisis
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Gelombang peredaran rokok ilegal asal Batam semakin menekan industri rokok lokal Madura. Kondisi ini bukan hanya mengancam keberlangsungan pabrik rokok, tetapi juga menempatkan ribuan petani tembakau serta buruh pabrik di ambang krisis ekonomi.
Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur asal Madura, Harisandi Savari, mengungkapkan bahwa keberadaan rokok ilegal tersebut menjadi ancaman serius bagi fondasi ekonomi Madura.
“Pabrik rokok di Madura sedang tumbuh dan menyerap ribuan tenaga kerja. Ekonomi masyarakat mulai membaik. Tapi dengan adanya rokok Batam yang dijual murah, semua ini bisa hancur,” ujar Harisandi, Senin (18/8/25).
Rokok Ilegal Serobot Pasar Lokal
Menurut Harisandi, sejumlah merek rokok ilegal seperti San Marino dan Manchester masih beredar bebas di pasaran. Produk-produk itu sama sekali tidak memberi kontribusi terhadap perekonomian Madura, karena bahan baku, tenaga kerja, hingga distribusinya tidak melibatkan masyarakat lokal.
“Petani tembakau jelas di ujung tanduk. Kalau distribusi rokok lokal terganggu, otomatis kebutuhan tembakau akan berkurang. Dampaknya, buruh pabrik bisa dikurangi besar-besaran. Ini praktik simbiosis parasitisme yang berbahaya,” tegasnya.
Dampak pada Pendapatan Negara
Harisandi, yang juga menjabat sebagai Ketua Kadin Pamekasan, menambahkan bahwa kerugian akibat peredaran rokok ilegal tidak hanya menimpa masyarakat Madura, tetapi juga negara.
Pada 2024, kontribusi Madura terhadap cukai hasil tembakau dan rokok mencapai Rp1,3 triliun. Jika pasar rokok lokal terus diganggu, penerimaan negara dipastikan akan mengalami penurunan signifikan.
“Kalau pasar rokok lokal diganggu, pendapatan negara juga pasti tergerus. Negara harus hadir, Bea Cukai harus turun tangan,” desaknya.
Respons Bea Cukai Madura
Menanggapi keresahan tersebut, Megatruh Yoga Brata, Pejabat Fungsional Ahli Pertama Bea Cukai Madura, mengakui adanya indikasi kuat masuknya rokok ilegal dari luar daerah.
“Kami berusaha untuk menghentikan peredarannya,” katanya singkat.
Seruan Penyelamatan Industri Rokok Lokal
Harisandi menutup dengan harapan agar pemerintah bergerak cepat dan tegas sebelum industri rokok lokal benar-benar runtuh.
“Jangan biarkan petani dan buruh rokok kita jadi korban. Ini menyangkut masa depan ekonomi Madura,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan