Salat Jumat di Masjidil Haram: Jemaah Haji Diminta Berangkat Lebih Awal Demi Kenyamanan dan Keselamatan
MAKKAH | SUARAGLOBAL.COM – Menjelang pelaksanaan salat Jumat di Masjidil Haram, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ali Machzumi, mengimbau para jemaah haji Indonesia, khususnya jemaah pria, untuk berangkat lebih awal guna menghindari kepadatan dan risiko paparan cuaca ekstrem. Imbauan ini disampaikan langsung pada Kamis (15/5/2025) di Kantor Urusan Haji, Makkah.
Ali menekankan pentingnya ketepatan waktu keberangkatan agar jemaah dapat memperoleh tempat yang layak di dalam Masjidil Haram. Ia menyarankan agar jemaah menggunakan bus shalawat maksimal dua jam sebelum waktu salat dimulai.
“Kami mengimbau jemaah yang sudah berada di Makkah untuk salat Jumat di Masjidil Haram agar berangkat dengan tertib, maksimal pukul 10.00 WAS dari hotel,” ujar Ali.
Para jemaah diminta menaiki bus shalawat sesuai rute yang tertera di kartu masing-masing. Ali menambahkan bahwa keberangkatan lebih awal akan membantu jemaah menghindari paparan panas matahari yang ekstrem, serta meningkatkan peluang untuk memperoleh ruang salat di area dalam masjid.
“Karena cuaca ekstrem, jemaah diharapkan berangkat lebih awal agar bisa mendapatkan tempat di dalam Masjidil Haram dan tidak kepanasan,” jelasnya.
Selain mengatur waktu keberangkatan, Ali juga memberikan panduan mengenai waktu kepulangan. Ia mengimbau agar jemaah menunda kepulangan setengah hingga satu jam setelah salat selesai, guna menghindari antrean panjang saat menunggu bus.
“Agar jemaah tidak perlu antri bus di tengah cuaca terik, kami imbau untuk pulang lebih akhir, setengah sampai satu jam setelah salat Jumat,” tambahnya.
Khusus bagi jemaah lansia dan penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda, Ali menganjurkan untuk memanfaatkan jasa pendorong resmi yang telah disediakan oleh pihak berwenang demi keamanan dan kenyamanan selama perjalanan menuju dan dari masjid.
Tak kalah penting, Ali juga mengingatkan seluruh jemaah untuk selalu mengenakan kartu identitas “Nusuk” selama beraktivitas di luar hotel. Kartu ini wajib digantungkan di leher atau disimpan di tempat yang mudah dijangkau karena akan sering diperiksa oleh petugas keamanan Arab Saudi, terutama saat memasuki Masjidil Haram dan titik-titik penting lainnya di Makkah.
“Untuk jemaah yang beraktivitas di luar hotel, wajib membawa kartu Nusuk. Petugas Saudi rutin melakukan pemeriksaan, jadi ini penting untuk keamanan dan kelancaran selama menjalankan ibadah,” pungkas Ali.
Dengan koordinasi yang baik dan kepatuhan terhadap imbauan petugas, diharapkan para jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar, aman, dan nyaman di tengah padatnya aktivitas haji serta tantangan cuaca ekstrem di Tanah Suci. (Yuanta)
Tinggalkan Balasan