Salatiga Tumpah Ruah Rayakan 1.275 Tahun: Kirab Budaya Jadi Panggung Kejayaan Warisan Leluhur
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM — Suasana Kota Salatiga berubah menjadi lautan manusia pada Sabtu pagi ini. Ribuan warga memadati sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Alun-alun Pancasila untuk menyaksikan Kirab Budaya Kota Salatiga dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1.275. Kegiatan ini menjadi salah satu puncak acara yang paling ditunggu-tunggu dalam perayaan tahunan kota yang dikenal dengan julukan “Kota Toleransi” ini, (26/07/25).
Dengan mengusung semangat uri-uri budaya, kirab dimulai dengan upacara adat “Dumadining Salatiga” di halaman Rumah Dinas Wali Kota. Prosesi tersebut merupakan simbol kelahiran dan panjangnya perjalanan sejarah Kota Salatiga yang diyakini telah berdiri sejak tahun 750 Masehi.
Kirab Budaya tahun ini mencatat partisipasi nyaris 100 kelompok, yang terdiri dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD), komunitas seni dan tari, pelajar dari berbagai satuan pendidikan, unsur TNI-Polri, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perwakilan etnis, hingga komunitas masyarakat dari Salatiga dan sekitarnya.
Masing-masing peserta menampilkan pertunjukan memukau mulai dari tarian tradisional Jawa, iring-iringan kereta kencana, teatrikal sejarah, hingga atraksi kontemporer yang kreatif dan penuh warna. Suasana semakin meriah saat suara gamelan dan teriakan khas para penari jalanan menyatu dengan sorak-sorai masyarakat yang berdiri di sepanjang rute kirab.
Rute kirab dimulai dari Rumah Dinas Wali Kota, melewati Jalan Jenderal Sudirman, Sukowati, kawasan kantor pemerintahan, hingga finis di Lapangan Alun-alun Pancasila. Di lokasi ini, penonton disuguhi penampilan panggung budaya dan berbagai pertunjukan lanjutan.
Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan budaya semacam ini sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah kota dan semangat kebersamaan antarwarga.
“Kirab budaya ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bagian dari upaya uri-uri budaya yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Ini adalah bentuk penghormatan kita terhadap sejarah dan kearifan lokal,” ujarnya.
Kegiatan kirab ini juga dirancang sebagai ruang interaksi antar generasi, di mana anak-anak muda dikenalkan langsung pada akar budaya yang membentuk jati diri masyarakat Salatiga. Salah satunya dirasakan oleh Hanung (38 tahun), warga Kecamatan Tingkir, yang datang bersama putrinya.
“Cukup senang ya, karena ini pas libur kerja dan sekaligus ngajak anak lihat kirab budaya. Semoga Salatiga semakin maju dan sejahtera,” katanya dengan wajah sumringah.
Kirab budaya ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-1.275 Salatiga yang telah dimulai sejak awal bulan Juli, dan akan ditutup dengan pentas seni, ziarah tokoh pendiri kota, serta malam tirakatan di titik-titik bersejarah Salatiga.
Lebih dari sekadar selebrasi, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas lokal, semangat gotong royong, dan kebanggaan warga terhadap kotanya. Semangat ini diyakini mampu menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan Salatiga yang lebih inklusif, kreatif, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (*)
Tinggalkan Balasan