Satu per Satu Terungkap, Tim DVI Polda Jatim Kembalikan Nama Para Syuhada Muda Al-Khoziny

Laporan: Ninis Indrawati

SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Haru menyelimuti ruang post mortem RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, Sabtu malam (4/10/2025). Di tengah kesibukan tim forensik yang bekerja tanpa henti, kabar penting akhirnya datang: tiga korban baru dari tragedi robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berhasil diidentifikasi.

“Tiga jenazah baru telah berhasil kami identifikasi setelah melalui proses pemeriksaan menyeluruh,” ujar Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, di Posko Post Mortem RS Bhayangkara.

Suara Khusnan terdengar tenang, namun sorot matanya tak bisa menyembunyikan rasa pilu yang ia rasakan. Ia mengakui, tim DVI bekerja dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian mulai dari pemeriksaan medis, odontologi (gigi), sidik jari, hingga pencocokan barang milik korban dengan data ante mortem dari keluarga.

Tiga Nama, Tiga Cerita yang Telah Dikenali

Satu per satu nama korban dibacakan. Di antara isak keluarga yang hadir, suasana berubah haru ketika identitas ketiganya diumumkan secara resmi:

Baca Juga:  Salon Jadi Markas Sabu, Sat Narkoba Polres Simalungun Ringkus Pengedar di Bandar Huluan

1. Firman Nur (16), warga Tembok Lor 3/8A, Surabaya. Identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan gigi, medis, serta properti pribadi.

2. Muhammad Azka Ibadurrahman (13), warga Jalan Randu Indah No.14, Kenjeran, Surabaya. Identitasnya diperkuat lewat hasil pemeriksaan medis dan pencocokan barang pribadi.

3. Daul Milal (15), warga Sidokapasan Gang 8 No.18, Surabaya, yang dipastikan melalui pemeriksaan sidik jari, gigi, medis, dan properti milik almarhum.

Dengan penambahan tiga nama tersebut, total delapan dari 17 jenazah kini telah berhasil teridentifikasi.

Temuan Baru: Potongan Tubuh di Antara Reruntuhan

Tak hanya itu, tim DVI juga menemukan satu bagian tubuh (body part) berupa kaki kanan di lokasi reruntuhan pondok. Temuan itu kini tengah menjalani proses pemeriksaan DNA.

“Sampel DNA dari temuan body part akan kami kirim ke Pusdokkes Polri di Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya akan menentukan kecocokan dengan data ante mortem,” jelas Kombes Khusnan.

Baca Juga:  Polda Jatim Gelar Upacara Pemuliaan Nilai Tribrata, Perkuat Semangat Bhayangkara Jelang HUT ke-79

Ia menegaskan, seluruh proses ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan rasa hormat terhadap korban serta keluarga.

Kolaborasi Lintas Lembaga

Dalam proses identifikasi, Pusdokkes Polri, tim Inafis Polda Jatim, dan Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) terlibat aktif. Sinergi lintas lembaga ini menjadi kunci cepatnya perkembangan hasil identifikasi.

“Operasi DVI masih berjalan. Kami berkomitmen menyelesaikan proses ini secepat mungkin agar seluruh korban dapat dikenali dan dipulangkan ke keluarga masing-masing,” tegas Khusnan.

Penyerahan Jenazah dan Isak Keluarga

Malam itu, suasana duka kembali terasa ketika pihak rumah sakit menyerahkan jenazah-jenazah yang telah teridentifikasi kepada keluarga masing-masing. Prosesi dilakukan dengan tenang dan penuh penghormatan.

“Kami memahami betapa berat duka keluarga. Oleh karena itu, jenazah yang sudah teridentifikasi akan kami serahkan malam ini juga agar bisa segera dimakamkan dengan layak,” ujar Khusnan dengan nada bergetar.

Baca Juga:  Bahagianya Berkurban, PKS Buru Tebar Kepedulian Lewat Empat Ekor Sapi di Idul Adha 1446 H

Beberapa keluarga tampak menahan tangis saat mendengar nama anak mereka disebut. Pelukan, doa, dan air mata menyatu dalam ruang yang dipenuhi kesedihan dan ketulusan.

DVI Terima 18 Kantong Jenazah

Hingga berita ini ditulis, tim DVI Polda Jatim telah menerima total 18 kantong jenazah, yang terdiri atas 17 jenazah utuh dan satu body part. Proses identifikasi masih terus berlangsung di tengah doa dan harapan agar seluruh korban dapat segera dikenali.

Tragedi robohnya bangunan Ponpes Al-Khoziny menjadi luka mendalam bagi masyarakat Sidoarjo dan dunia pendidikan Islam di Jawa Timur. Namun di balik duka itu, kerja tanpa lelah para petugas DVI menjadi bukti nyata dedikasi kemanusiaan yang tak kenal waktu.

“Kami bekerja bukan hanya untuk mengidentifikasi jenazah, tapi untuk mengembalikan nama dan martabat mereka kepada keluarga,” tutup Kombes Khusnan dengan suara lirih, sebelum kembali bergabung dengan timnya di ruang identifikasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!