Semangat Pelita Menyala di Tengaran: Penyuluh Lintas Agama Guyub Rawat Tempat Ibadah dan Alam

Laporan: Wahyu Widodo

KAB SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM – Suasana hening Vihara Rahulavada Regunung, Kecamatan Tengaran, mendadak dipenuhi nuansa kebersamaan dan kerja gotong royong pada Selasa pagi (28/10/2025). Sekitar pukul 08.30 WIB, puluhan penyuluh agama dari berbagai keyakinan berkumpul untuk membersihkan area vihara, menanam pohon, serta merapikan taman dan halaman.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Gerakan PELITA 1 (Peduli Lingkungan Tempat Ibadah) yang diinisiasi Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Semarang. Sedikitnya 95 penyuluh agama dari unsur Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha terlibat langsung dalam aksi ini.

Ketua PD IPARI Kabupaten Semarang, Ahmad Fanani, memimpin langsung kegiatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa Gerakan Pelita 1 tidak hanya digelar di satu titik, melainkan secara serentak di sejumlah rumah ibadah di wilayah Tengaran.

Baca Juga:  Pasca Pemilu 2019 Menteri PANRB Tegaskan ASN Tetap Jaga Netralitas

Selain di Vihara Rahulavada, aksi serupa juga berlangsung di Masjid Bustanul Jannah Ngaduman Regunung, Gereja Katolik St. Paulus Tengaran (Komplek TNI AD), serta Gereja Kristen GIA Banaran Butuh Tengaran. Para penyuluh tidak hanya membawa sapu dan peralatan kebersihan, tetapi juga bibit pohon buah dan tanaman bunga yang kemudian ditanam sebagai simbol kepedulian lingkungan dan kerukunan umat.

“Gerakan Pelita ini merupakan wujud nyata implementasi Asta Protas Kementerian Agama, terutama dalam aspek ekoteologi. Ini adalah tahap pertama dan akan berlanjut ke tempat ibadah lainnya di Kabupaten Semarang,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang, H. Ta’yinul Biri Bagus Nugroho, saat ditemui di sela kegiatan.

Baca Juga:  Kapolres Salatiga Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi Tahun 2023

Ta’yinul menegaskan bahwa gerakan ini memiliki nilai strategis karena mampu memperkuat sinergi penyuluh lintas agama, yang sebelumnya cenderung bergerak berdasarkan kelompok masing-masing.

“Sebelumnya para penyuluh berjalan sesuai agamanya masing-masing. Namun, melalui wadah IPARI ini, kita satukan semangat mereka. Harapannya masyarakat juga terinspirasi bahwa kerukunan dapat dirawat melalui aksi nyata,” tambahnya.

Sementara itu, Camat Tengaran, Sri Sulistyorini, turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menilai Gerakan Pelita 1 menjadi bukti kuat bahwa toleransi dan kebersamaan di wilayah Tengaran bukan hanya slogan, tetapi telah berakar dalam kehidupan sehari-hari warga.

Baca Juga:  Polres Pasuruan Kota Dorong Kemandirian Pangan Lewat Program ‘Si Boni’ untuk Petani Pasuruan

“Toleransi di Tengaran terjaga dengan baik. Warga saling hadir dalam kegiatan sosial tanpa memandang perbedaan keyakinan. Gerakan ini mempertegas wajah Tengaran sebagai wilayah yang damai dan harmonis,” ujarnya.

Sri berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjadi gerakan sosial yang lebih meluas.

“Kami berharap gerakan ini tidak berhenti pada satu momentum. Semoga kepedulian ini menular ke masyarakat luas sebagai bentuk menjaga persaudaraan dan keharmonisan antarumat,” pungkasnya.

Dengan semangat yang menyala, Gerakan Pelita 1 di Tengaran menjadi contoh nyata bahwa kerukunan tidak hanya dibicarakan, tetapi dikerjakan bersama, dari vihara hingga masjid, dari gereja hingga seluruh ruang kehidupan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!