Sensasi Durian, Asli Dusun Mendut Bikin Citarasa Menggelayut, Ternyata Omset Harian Pedagangnya Bikin Melongo
- account_circle Redaksi SG
- calendar_month Sab, 11 Jan 2020
- comment 0 komentar
![]() |
Rafay pecinta durian saat di beri tips cara memilih durian oleh Intinah di teras rumahnya di Dusun Mendut, Desa Krapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. (Foto: dok. istimewa/ASB) |
Ungaran, beritaglobal.net – Siapa tidak suka durian? Buah dengan kulit berduri dan beraroma khas. Ada yang berasa manis, dan ada yang berasa manis pahit. Tergantung selera kita dalam memilih. Bagi sebagian masyarakat di Jawa Tengah, khususnya di wilayah Kabupaten Semarang, Durian Brongkol, menjadi favorit untuk menjadi buruan pecinta buah berduri ini.
Dari pantauan beritaglobal.net, Sabtu (11/01/2020), terlihat puluhan pedagang durian berjajar di sepanjang jalan alternatif Banyubiru menuju Desa Jambu, menjajakan durian lokal daerah setempat.
Salah satu pedagang durian, Intinah (70), warga Dusun Mendut RT 03 RW 03, Desa Krapah, Kecamatan Banyubiru, menyampaikan bahwa panen durian tahun ini lebih banyak dibanding periode panen tahun lalu.
“Tahun ini lebih banyak dari tahun lalu, mas. Karena kemarin sewaktu pohon durian berbunga, belum banyak hujan,” ungkapnya.
Memang betul yang dikatakan Intinah, cita rasa durian di Dusun Mendut, terasa legit dan manis. Seperti diungkap oleh Rafay (10), salah satu pengunjung di warung warung durian Intinah di Dusun Mendut.
“Durian di tempat mbah Initinah enak – enak, saya tadi diajari juga gimana cara pilih duriannya, yang baunya harum duriannya lebih terasa enak,” ungkap Rafay.
Senada dengan Intinah, Sri (52) yang tak lain adalah salah satu putri Intinah, mengungkapkan jika dirinya bersama sang ibu, memulai berjualan durian di depan rumahnya sejak sekira pukul 07.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, setiap hari.
“Kita dagang mulai jam 7 pagi sampai jam 11 malam, mas. Durian hasil panen hari ini sampai habis, jadi besok sudah ada stok durian baru lagi,” ungkapnya.
Dari ribuan pohon durian yang dimiliki keluarganya, Sri mengaku bisa mengantongi omset Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per hari.
“Pohon duriannya ada ribuan, dulu dari masa kakek saya, turun ke ibu dan sekarang kami anak cucunya turut mengelola kebun di belakang rumah itu,” ungkapnya seraya menunjuk perbukitan di belakang rumahnya.
Perlu diketahui oleh traveler dan pecinta kuliner buah durian, di masa panen durian periode ini, harga durian di sepanjang jalan alternative Banyubiru – Jambu berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu rupiah per buah, tergantung dari besar kecilnya ukuran buah. Harga akan sedikit lebih murah, bila kita membeli dalam jumlah banyak dan tentu saja, pintar – pintar bernegosiasi dengan pedagangnya.
Nah, sekarang tinggal mau dari mana mau menuju sentra buah durian di Desa Brongkol dan sekitarnya? Traveler bisa melalui jalan Ambarawa – Banyubiru dan setibanya di pertigaan markas Bataliyon Zeni Tempur 4/Tanpa Kawandya, di sisi swalayan Alfamart, traveler bisa mengambil jalan ke kanan menuju Desa Jambu. Atau bila dari jalan raya Magelang – Ambarawa, traveler bisa berbelok ke kanan sebelum jalan menurun Desa Jambu. (Agus Subekti)
- Penulis: Redaksi SG
Saat ini belum ada komentar