Sespima Polri Kaji Inovasi Penanggulangan Kejahatan Jalanan di Pasuruan: Sinergi, Humanis, dan Berbasis Data
Laporan: Ninis Indrawati
PASURUAN |SUARAGLOBAL.COM – Sebanyak 21 siswa Sekolah Staf Pimpinan Menengah (Sespima) Polri melaksanakan kegiatan Latihan Kerja (Latja) di Polres Pasuruan selama tiga hari, mulai Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari kurikulum strategis Sespima Polri yang bertujuan mengasah kemampuan analisis, kepemimpinan, dan perumusan kebijakan bagi para calon perwira menengah Polri.
Latja di Polres Pasuruan ini diawali dengan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Strategi Penanggulangan Kejahatan Jalanan”. Dalam forum tersebut, para peserta bersama narasumber membahas secara mendalam berbagai bentuk inovasi penanganan kriminalitas di ruang publik yang kini semakin kompleks seiring perkembangan teknologi dan dinamika sosial masyarakat.
Kapolres Pasuruan, AKBP Jazuli Dani Iriawan, saat membuka kegiatan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Kejahatan jalanan tidak bisa diselesaikan hanya dengan tindakan represif. Diperlukan kolaborasi antara kepolisian, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen warga agar tercipta rasa aman yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula sejumlah narasumber dari berbagai bidang, termasuk akademisi, tokoh agama, pejabat daerah, dan pejabat utama Polres Pasuruan. Salah satu narasumber, Gus Romi dari Pondok Pesantren Daruttauhid Bangil, menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam mencegah kejahatan.
“Polisi perlu hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra yang membangun kepercayaan publik,” ungkapnya.
Selain FGD, para siswa Sespima juga melaksanakan penelitian lapangan dan observasi langsung terhadap pola kejahatan di wilayah hukum Polres Pasuruan. Mereka menganalisis berbagai aspek, mulai dari faktor penyebab, karakteristik pelaku, hingga efektivitas strategi pencegahan yang telah diterapkan oleh kepolisian setempat.
Hasil dari analisis ini nantinya akan disusun menjadi rekomendasi strategis dan inovasi kebijakan yang diharapkan dapat memperkuat sistem keamanan masyarakat di tingkat kewilayahan. Para peserta Sespima dituntut untuk menghasilkan solusi berbasis data dan pendekatan sosial yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Kegiatan Latja ini bukan sekadar forum akademik, tetapi juga menjadi wahana pembentukan karakter kepemimpinan dan profesionalisme yang berorientasi pada pelayanan publik. Melalui kegiatan ini, para siswa Sespima diharapkan dapat menjadi pemimpin yang tidak hanya cakap secara taktis dan strategis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial tinggi terhadap kebutuhan masyarakat.
“Latihan kerja ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai empati sosial, integritas, dan inovasi dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin beragam,” tutup AKBP Jazuli.
Dengan terlaksananya Latja Sespima Polri di Pasuruan ini, diharapkan terwujud pola penanggulangan kejahatan jalanan yang lebih terpadu, humanis, dan berorientasi pada ketahanan sosial masyarakat. (*)


Tinggalkan Balasan