Suran Agung Tanpa Benturan: Paguyuban Silat Ngawi Gaungkan Harmoni
Laporan: Ninis Indrawati
NGAWI | SUARAGLOBAL.COM — Menjelang datangnya bulan Muharram dan peringatan Suran Agung yang sarat nilai spiritual, suasana damai terasa kental di wilayah Kecamatan Ngawi. Ratusan pendekar dari berbagai perguruan silat secara sukarela berkumpul dalam sebuah momen bersejarah di halaman Mapolsek Ngawi Kota, pada Selasa (11/6/2025), untuk mengikuti Deklarasi Damai Pencak Silat Se-Kecamatan Ngawi.
Acara yang digagas oleh Paguyuban Pencak Silat se-Kecamatan Ngawi ini menjadi penegasan komitmen bersama untuk menjaga ketertiban dan keharmonisan menjelang tahun baru Hijriyah. Kegiatan tersebut turut difasilitasi oleh jajaran Polsek Ngawi Kota, Forpimcam Kecamatan Ngawi, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh strategis wilayah.
Sejumlah tokoh penting tampak hadir dan menunjukkan dukungan penuh, antara lain Kapolres Ngawi AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, Dandim 0805 Ngawi Letkol Arh. Setu Wibowo, dan Kapolsek Ngawi Kota AKP Jais Bintoro selaku tuan rumah kegiatan. Kehadiran para pemimpin ini memperkuat nilai moral dari deklarasi yang diikrarkan.
Tak hanya dari unsur aparat, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Ngawi, para ketua ranting perguruan silat, serta tokoh masyarakat. Semua unsur bersatu dalam semangat yang sama—menolak segala bentuk kekerasan dan menjaga kebersamaan antarperguruan.
Dalam sambutannya, Kapolres Ngawi mengapresiasi kesadaran kolektif para pendekar dalam menjaga stabilitas keamanan daerah.
“Kita ingin membangun tradisi damai di kalangan pesilat. Pencak silat sejatinya adalah warisan luhur yang menjunjung tinggi kehormatan, etika, dan persaudaraan. Deklarasi ini bukan hanya simbol, melainkan kesepakatan moral bersama,” tegas AKBP Charles.
Lebih dari sekadar seremoni, kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara aparat keamanan dan komunitas pencak silat dalam mencegah potensi konflik. Dialog dan musyawarah didorong sebagai jalur utama penyelesaian setiap permasalahan yang muncul, terlebih menjelang momen-momen besar keagamaan dan budaya seperti Suran Agung.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan dokumen deklarasi damai oleh perwakilan dari masing-masing perguruan silat. Momentum ini menjadi simbol ikatan komitmen kuat dari seluruh elemen pendekar untuk menjunjung tinggi nilai perdamaian, menolak segala bentuk provokasi, dan menjaga keutuhan sosial masyarakat Ngawi.
Warga Ngawi menyambut baik inisiatif ini. Harapannya, pencak silat bukan hanya menjadi kebanggaan dalam seni bela diri, tetapi juga menjadi instrumen pemersatu dan penjaga nilai-nilai luhur seperti gotong royong, toleransi, dan kebhinekaan.
Dengan deklarasi ini, Kecamatan Ngawi menorehkan catatan penting bahwa budaya silat dapat menjadi jembatan damai, bukan pemicu konflik. Sebuah langkah yang patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi wilayah lain dalam menyambut perayaan bernuansa religius dan budaya. (*)
Tinggalkan Balasan