Syawalan Pusaka Bumi Phala: Pameran Perdana Keris dan Pusaka yang Membius Pengunjung di Temanggung
Laporan: Wahono
TEMANGGUNG | SUARAGLOBAL.COM – Keris bukan sekadar senjata tajam tradisional, tetapi juga merupakan mahakarya budaya yang sarat nilai spiritual dan sejarah. Untuk pertama kalinya, Kabupaten Temanggung menjadi tuan rumah gelaran Syawalan Pusaka Bumi Phala, sebuah pameran khusus pusaka yang sukses menarik perhatian ratusan pengunjung, Sabtu dan Minggu (19–20 April 2025) di Gedung KONI, Kowangan, Temanggung.
Acara ini digagas oleh komunitas Pikatan (Pemerti Keris Antik Nusantara) Temanggung sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, sekaligus edukasi publik mengenai pusaka, khususnya keris. Sebanyak 81 jenis keris dipamerkan, berasal dari koleksi pribadi berbagai kalangan, mulai dari pengusaha hingga pejabat lokal di kota yang dikenal dengan sebutan “kota tembakau” ini.
“Selama ini masyarakat kerap menganggap keris sebagai benda mistis. Padahal, bagi kami, keris adalah warisan budaya bernilai tinggi. Dan kami bersyukur, di pameran perdana ini, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Hari pertama saja pengunjung membludak melebihi ekspektasi kami,” jelas Hariyadi, yang akrab disapa Ki Ageng Bawang, selaku ketua panitia kegiatan.
Tak hanya keris, pengunjung juga disuguhi berbagai jenis pusaka dan benda antik lain seperti cincin batu giok, Bader besi, serta pusaka Semar Mesem. Beberapa koleksi bahkan berasal dari luar kota, menandakan luasnya jaringan pecinta pusaka di Indonesia.
Hariyadi menambahkan, “Pusaka, khususnya keris, kini telah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO. Harapan kami, masyarakat, terutama generasi muda, ikut menjaga dan melestarikannya.”
Senada dengan itu, Ketua Dewan Kebudayaan Temanggung, Sutopo, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang bukan sekadar pameran, namun juga wahana edukatif lintas generasi. “Anak muda sekarang banyak yang mulai tertarik pada seni budaya, khususnya pusaka. Pameran ini membuktikan bahwa pendekatan budaya bisa menyentuh hati masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan Syawalan Pusaka Bumi Phala berlangsung selama dua hari penuh, dengan berbagai agenda seperti pagelaran keris dan workshop interaktif mengenai filosofi dan perawatan pusaka. Pengunjung tampak antusias dan tak jarang kagum saat menyaksikan keris-keris unik dengan pamor memikat dan bilah berlekuk khas.
Diharapkan, melalui kegiatan ini, paradigma masyarakat terhadap keris bisa bergeser dari yang mistis menjadi lebih historis dan edukatif. Sebab, keris bukan hanya simbol kekuatan, tapi juga penanda peradaban dan identitas bangsa. (*)
Tinggalkan Balasan