Syiar Muharam di Salatiga: Ketika Wayang dan Sholawat Menyatu, Menyalakan Spirit Tahun Baru Islam

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Semangat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah bergema meriah di Kota Salatiga lewat gelaran Malam Syiar Muharam yang dilaksanakan di Lapangan Alun-Alun Pancasila, Kamis malam (3/7/2025). Kegiatan ini digagas oleh Pemerintah Kota Salatiga bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Salatiga, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jawa Tengah, dan Baznas Jawa Tengah. Mengusung tema “Mematri Spiritualitas, Membangun Peradaban Bangsa”, acara tersebut menjadi ruang sinergi antara agama, budaya, dan pemerintah dalam memperkuat harmoni sosial.

Suasana malam penuh berkah itu tidak hanya menyuguhkan keindahan spiritual, tetapi juga menjadi simbol kuat bahwa agama dan budaya bukanlah dua kutub yang saling bertolak belakang, melainkan dapat berjalan beriringan, saling memperkuat, dan membangun peradaban yang berakar dari nilai-nilai luhur.

Baca Juga:  Polres Madiun Kota Ungkap Penyalahgunaan Narkotika Jenis Sabu 3 Tersangka Diamankan

Acara diawali dengan penyerahan santunan secara simbolis kepada 175 anak yatim, sebuah bentuk nyata dari kepedulian sosial di tengah perayaan spiritual. Momen ini menggarisbawahi bahwa Syiar Muharam bukan hanya ajang seremonial, tetapi juga mengandung pesan kemanusiaan yang mendalam.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Salatiga dr. Robby Hernawan, Sp.OG, beserta jajaran Forkopimda, pejabat Pemkot, tokoh agama, serta masyarakat dari berbagai kalangan. Sorotan utama malam itu adalah kehadiran KH. M. Faiz Syukron Makmun atau yang akrab disapa Gus Faiz, seorang ulama nasional yang memberikan mauidhoh hasanah dengan isi yang menggetarkan jiwa. Dalam tausiahnya, Gus Faiz mengajak umat untuk menjadikan bulan Muharam sebagai titik awal memperkuat keimanan dan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.

Baca Juga:  Dapur Harmoni: Langkah Inovatif Rutan Surabaya dalam Peningkatan Layanan Warga Binaan

Ketua MUI Kota Salatiga, Dr. Agus Ahmad Suaidi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi refleksi betapa pentingnya menjaga harmoni antara agama dan budaya. “Kota Salatiga adalah kota yang plural dan toleran. Dengan adanya kegiatan Syiar Muharam ini, semoga masyarakat semakin rukun dan dimudahkan segala cita-citanya oleh Allah SWT. Agama dan budaya tidak untuk dipertentangkan, melainkan saling menguatkan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan dan kebudayaan. “Kami ingin Salatiga maju tidak hanya secara infrastruktur dan ekonomi, tapi juga dalam kekayaan budaya dan akhlak. Sinergi dengan ormas Islam dan para tokoh agama akan terus kami dorong demi terciptanya masyarakat yang spiritual dan beradab,” ungkapnya.

Baca Juga:  Siswa SMPIT Nurul Islam Tengaran Raih Emas di OPSI Nasional 2024 Berkat Penelitian Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga

Puncak acara ditutup dengan pagelaran Wayang Sholawat, sebuah perpaduan antara seni pewayangan dan syair-syair sholawat yang mampu menciptakan atmosfer religius sekaligus artistik. Deretan dalang kenamaan turut menyemarakkan pentas, seperti Ki Ardi Purbuwantono (Malang), Ki Suryo Ningrat (Pemalang), Ki Hanafi (Purworejo), dan Ki Ahans Mahabbi (Wonogiri). Mereka berhasil menghadirkan kisah-kisah pewayangan yang dibalut pesan dakwah, menunjukkan bahwa seni tradisi dapat menjadi media syiar Islam yang efektif dan menyentuh.

Malam Syiar Muharam 1447 H di Salatiga pun berakhir dengan penuh hikmat dan haru. Lebih dari sekadar perayaan pergantian tahun Hijriyah, acara ini menjadi panggung persatuan spiritual, sosial, dan budaya, memperlihatkan bahwa peradaban yang luhur hanya bisa terbangun jika semua unsur masyarakat bersatu dalam nilai-nilai kebaikan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!