Tanpa Kemewahan Gaun dan Gedung Mewah, SMAN 9 Surabaya Gelar Perpisahan Bermakna dan Meriah
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Menanggapi larangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terkait penyelenggaraan wisuda atau purnawiyata dengan kemeriahan berlebihan, SMAN 9 Surabaya memilih pendekatan yang lebih sederhana namun tetap penuh makna dalam melepas siswa kelas XII tahun ajaran 2024–2025.
Acara pelepasan yang berlangsung di aula sekolah ini diikuti oleh sebanyak 347 siswa lulusan, yang hadir dengan mengenakan seragam putih abu-abu, didampingi oleh keluarga mereka. Tidak tampak panggung megah atau dekorasi berlebihan—sebaliknya, suasana hangat dan kekeluargaan mendominasi acara yang berlangsung khidmat tersebut, (13/05/25).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dinas Pendidikan Jawa Timur Nomor 000.1.5/1506/101.5/2025, yang sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam menekan biaya pendidikan yang tidak esensial dan menghindari praktik komersialisasi wisuda yang marak terjadi di beberapa sekolah.
Kepala SMAN 9 Surabaya, M. Fadloli, dalam sambutannya menegaskan bahwa esensi dari acara pelepasan adalah memberi penghargaan atas perjuangan siswa selama menempuh pendidikan, bukan tentang kemewahan. “Meski acara ini sederhana, kami tetap memberikan ruang untuk mengapresiasi prestasi para siswa,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, sejumlah siswa berprestasi diberikan piagam penghargaan, sebagai bentuk apresiasi sekolah terhadap dedikasi mereka di bidang akademik maupun non-akademik. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Firial Kahila Ayu Rahma, atlet karate tingkat nasional yang berhasil diterima di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Firial mengungkapkan rasa bangganya bisa mengikuti acara perpisahan yang tetap berkesan meski tidak digelar di hotel atau gedung mewah. “Justru dengan konsep seperti ini, saya merasa lebih dekat dengan teman-teman dan guru-guru. Ini momen yang hangat dan tak terlupakan,” tuturnya.
Dengan pelaksanaan acara yang bersahaja ini, SMAN 9 Surabaya menjadi salah satu contoh sekolah yang berhasil menyeimbangkan antara kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dan kebutuhan emosional siswa, menunjukkan bahwa nilai kebersamaan dan rasa syukur bisa dirayakan tanpa harus menguras biaya besar.
Acara ditutup dengan persembahan video kenangan, penampilan musik akustik dari siswa, serta doa bersama sebagai simbol harapan akan masa depan yang cerah bagi seluruh lulusan. (*)
Tinggalkan Balasan