Therry Sanders Nilai Indonesia Miliki Potensi Impact Investment Besar

Pelaksanaan Annual Islamic Finance Conference 2019 di Ballroom Hotel JW Marriot, Surabaya, oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu). (Foto: dok. Humas Kemenkeu)

Surabaya, beritaglobal.net – Therry Sanders, CEO PT Mekar Investment Sampoerna dan Joanne Manda, Climate Change Finance Specialist berpendapat bahwa Impact Investment (investasi berdampak) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Keduanya merupakan panelis pada sesi pertama Annual Islamic Finance Conference 2019 yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu).

“Indonesia mempunyai potensi impact investment yang sangat besar, yaitu sekitar USD 23 juta dolar dalam lima tahun ke depan (2019 – 2023) di berbagai macam bidang,” ujar Therry Sanders di Ballroom Hotel JW Marriot, Surabaya pada Rabu (24/07/2019).

Baca Juga:  Dari Temanggung untuk Dunia: Tarian Jaran Kepang Warnai Hari Tari Sedunia 2025

Mendukung pernyataan Therry Sanders, Joanne Manda menuturkan bahwa menurut UNDP, Impact Investment di Indonesia memiliki potential market yang sangat besar. Di tahun 2018, terdapat USD 148,8 juta investasi swasta. Selain itu, potensi dari sektor syariah juga cukup besar, contohnya zakat yang besarannya 4% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Joanne Manda juga menyebutkan bahwa United Nations Development Programs (UNDP) menemukan mulai bermunculan investor koorporasi, investor-investor perseorangan dan perusahaan investor yang mulai menyadari kondisi keberlangsungan bumi.

“Kami menemukan bahwa kesadaran mengenai pengelolaan risiko atas perubahan iklim sudah mulai meningkat sehingga mulai bermunculan para investor yang ingin investasi mereka selain memberikan sumber pendanaan juga bisa memberikan dampak dalam keberlangsungan bumi,” tutur Joanne Manda.

Baca Juga:  Andi Faisal dan Sukmawati Hadiri Sidang Paripurna Istimewa HUT Ke-22 PPU

Indonesia sendiri menawarkan Sukuk Hijau sebagai sebuah instrumen investasi. Sukuk adalah sebuah investasi ramah lingkungan yang bersifat unik karena mengkolaborasikan antara sifat utama dari investasi berdampak dan sistem keuangan syariah. Adanya instrumen sukuk hijau menjadi jawaban bagi sektor-sektor dalam fokus SDGs yang kekurangan pendanaan.

Therry Sanders mengungkapkan sampai saat ini sektor energi masih menjadi yang paling besar diikuti sektor agrikultur dan perikanan.

Investasi tersebut berpotensi kepada peningkatan pendapatan kepada 30 juta orang, pendidikan kepada 38 juta orang, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:  HUT TNI ke-75, Kodim Cilacap Gelar Karya Bakti dan Bakti Sosial

Namun demikian, ia juga menyatakan bahwa investor juga tidak bisa menutup mata akan potensi risiko. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi adalah risiko ketidakstabilan mata uang, pajak investor luar negeri yang tinggi, isu – isu ekuitas, dan mentalitas “Old School CSR”.

Untuk itu, Therry menyampaikan beberapa saran kepada pemerintah, antara lain pemberian insentif sektoral, pemberian insentif pajak, dan insentif bagi keuangan syariah. Sedangkan Joanne mengusulkan Pemerintah untuk memperkenalkan value atau nilai dari jenis investasi ini kepada sektor swasta yang lebih luas sehingga lebih banyak sektor swasta yang akan berkontribusi. (Agus S/HMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!