Tiga Setengah Tahun di Bawah Radiapoh: Mewujudkan Simalungun yang Mandiri dan Sejahtera

Laporan: S Hadi Purba 

SIMALUNGUN | SUARAGLOBAL.COM Tiga tahun enam bulan telah berlalu sejak Radiapoh Hasiholan Sinaga SH MH dilantik sebagai Bupati Simalungun. Di tengah tantangan pandemi COVID-19 yang menekan segala lini kehidupan, kepemimpinan Radiapoh berhasil menunjukkan perubahan nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Tokoh masyarakat Simalungun, Jan Wiserdo Saragih Sumbayak, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Simalungun Indonesia (KNPSI), pada 4 Oktober 2024, merangkum berbagai pencapaian yang telah dicapai selama masa kepemimpinan Radiapoh.

Salah satu langkah signifikan yang dilakukan Radiapoh adalah peningkatan keterwakilan pejabat asal Simalungun dalam pemerintahan. Dalam kurun waktu tiga setengah tahun, sebanyak 80,1% pejabat diangkat dari putra daerah Simalungun, melonjak jauh dari angka sebelumnya yang hanya 45,1%. Kebijakan ini mencerminkan komitmen Radiapoh untuk menjadikan Simalungun sebagai “tuan di rumah sendiri.”

Dalam situasi pandemi yang memperlambat aktivitas fisik dan ekonomi, Radiapoh tetap mampu merealisasikan pembangunan jalan sepanjang 153,5 km antara tahun 2021 hingga 2023. Ini adalah pencapaian yang menonjol, mengingat selama 10 tahun sebelumnya, jalan rusak di Simalungun justru bertambah hingga 971,23 km. Meskipun banyak kendala yang dihadapi, pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas utama untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Keberhasilan lain dari pemerintahan Radiapoh adalah penurunan jumlah penduduk miskin. Dalam tiga tahun pertama kepemimpinannya, tercatat ada penurunan sebesar 7.780 jiwa, dari 76.990 jiwa menjadi 69.210 jiwa. Sebaliknya, pada masa sebelum Radiapoh, yakni antara tahun 2010 hingga 2013, jumlah penduduk miskin di Simalungun justru meningkat hingga 8.490 jiwa.

Dalam dua tahun terakhir, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mencatat bahwa pengelolaan anggaran dan aset di bawah Radiapoh memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sebuah pencapaian signifikan setelah sebelumnya mendapat predikat terburuk “disclaimer.” Ini menandakan adanya perbaikan besar dalam tata kelola keuangan daerah yang lebih transparan dan akuntabel.

Dalam penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) oleh Kementerian Dalam Negeri, Simalungun juga mengalami lonjakan peringkat, dari posisi 337 menjadi 212 di antara 400 kabupaten di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintahan Simalungun di bawah Radiapoh semakin diakui secara nasional.

Selain itu, pelayanan publik di Simalungun juga meningkat tajam. Ombudsman memberikan nilai 92,53 untuk kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik, menjadikan Simalungun sebagai kabupaten dengan kinerja pelayanan publik terbaik kedua di Sumatera Utara. Sebelumnya, Simalungun hanya mendapatkan nilai 9,25, yang merupakan nilai terburuk.

Radiapoh juga turut memberikan perhatian khusus pada sektor seni dan budaya dengan membangun stadion dan Gedung Sanggar Kesenian Budaya Simalungun, sebuah fasilitas yang belum pernah dibangun oleh 15 bupati sebelumnya. Inisiatif ini mencerminkan keseriusannya dalam mengembangkan budaya dan kesenian lokal sebagai bagian dari identitas masyarakat Simalungun.

Salah satu langkah bersejarah lainnya adalah pengembalian Rumah Sakit Rondahaim ke ibukota Pematang Raya, sebuah langkah yang dihormati karena Rondahaim identik dengan Raja Raya. Selain itu, Radiapoh juga memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada 48.776 pekerja rentan, sebuah kebijakan yang tidak pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Radiapoh juga dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam memberantas praktik pungutan liar (pungli), terutama dalam pengangkatan pegawai PPPK dan jabatan lainnya. Sebelum masa jabatannya, terdapat banyak pegawai honorer yang dipecat dan mengalami pemotongan gaji sebesar 50%. Kini, seluruh ASN di Simalungun dapat bekerja dengan tenang dan menerima Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) sebanyak 14 kali dalam setahun.

Dalam merespons capaian-capaian tersebut, Jan Wiserdo Saragih Sumbayak mengingatkan masyarakat Simalungun untuk terus merawat akal sehat dan tidak terbawa kebencian yang tidak rasional dalam menilai kepemimpinan. Ia menyampaikan bahwa segala capaian ini adalah hasil kerja nyata yang dapat dilihat di lapangan, bukan hasil imajinasi.

SP. Tambak SH, Ketua DPP Garda Indonesia Raya Provinsi Sumatera Utara, juga mendukung pandangan tersebut dan mengajak masyarakat untuk tidak salah pilih dalam menentukan pemimpin pada pemilihan kepala daerah yang akan datang. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan Radiapoh dan wakilnya, Azi Pratama Pangaribuan, dengan nomor urut 1, memiliki visi yang jelas untuk memastikan “Rakyat Harus Sejahtera” (RHS).

Dengan segala pencapaian yang telah diraih, masyarakat Simalungun menaruh harapan besar bahwa perubahan yang telah dimulai oleh Radiapoh Hasiholan Sinaga akan terus berlanjut dan membawa Simalungun ke masa depan yang lebih baik. (*)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!