Tim Medis Polda Jatim Dirikan Posko DVI: 62 Laporan Kehilangan Korban Ponpes Al Khoziny Masuk

Laporan: Ninis Indrawati

SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menimbulkan duka mendalam. Merespons tragedi tersebut, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Timur bersama Sidokkes Polresta Sidoarjo bergerak cepat dengan mendirikan posko Disaster Victim Identification (DVI) di sejumlah titik strategis.

Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr. Adam Bimantoro Sp. An., FCC., M. Biomed, menjelaskan bahwa posko dibagi dalam dua kategori, yaitu ante mortem dan post mortem.

“Posko ante mortem kami tempatkan di lingkungan Kampus Putri Ponpes Al Khoziny. Di sini, keluarga korban dapat melaporkan kehilangan anggota keluarganya dengan memberikan informasi identitas pribadi, ciri fisik, hingga foto terakhir korban. Sementara posko post mortem difokuskan di RSUD Sidoarjo dan RS Siti Hajar, tempat dilakukan pemeriksaan forensik terhadap jenazah,” jelas dr. Adam, Selasa (30/9/2025).

Baca Juga:  Terminal Purabaya Disiagakan: Polres Sidoarjo Perketat Pengamanan Sambut KTT IAF 2024 di Bali

Data yang dikumpulkan dari posko ante mortem kemudian dipadukan dengan hasil pemeriksaan medis dan forensik dari posko post mortem. Proses identifikasi dilakukan dengan metode ilmiah, mulai dari pencocokan gigi, sidik jari, hingga ciri fisik lainnya.

“Apabila data primer seperti gigi dan sidik jari tersedia, identifikasi bisa dilakukan lebih cepat. Namun jika tidak, kami mengandalkan data sekunder, misalnya tanda lahir, bekas luka, atau tinggi badan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Semangat Tak Pernah Pensiun: Warga 70 Tahun Jadi Sorotan di Fun Run Hari Jadi ke-1275 Salatiga

Hingga saat ini, 62 laporan kehilangan telah diterima di posko ante mortem. Dari jumlah tersebut, tiga korban berhasil diidentifikasi dan sudah diserahkan ke pihak keluarga. Proses pencocokan masih berlangsung dengan melibatkan enam hingga delapan personel yang bekerja secara bergantian setiap giliran.

Meski demikian, proses identifikasi menghadapi tantangan. Menurut dr. Adam, kendala utama adalah kelengkapan data dari keluarga yang terkadang belum memadai.

“Karena itu, tim kami aktif berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak keluarga agar semua informasi bisa segera dilengkapi. Semakin lengkap data yang diberikan, semakin cepat proses identifikasi dilakukan,” tegasnya.

Baca Juga:  Dinas Pendidikan Jatim Sambut Kerja Sama Strategis dengan Ministry of Education Singapura

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menegaskan bahwa pendirian posko DVI merupakan langkah kemanusiaan yang vital.

“Sejak awal kejadian, tim medis dan personel kepolisian langsung diterjunkan. Identifikasi yang akurat sangat penting agar setiap korban bisa dipulangkan dengan layak kepada pihak keluarga,” ucapnya.

Dengan sinergi lintas tim medis, forensik, dan aparat keamanan, Polda Jatim berkomitmen memastikan proses penanganan korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny berjalan cepat, tepat, dan transparan. Harapannya, semua korban dapat segera teridentifikasi sehingga keluarga yang ditinggalkan memperoleh kepastian dan keadilan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!