Totok untuk Masa Depan: Klien Bapas Semarang Dapat Pelatihan Kemandirian, Asdep Kemenko PMK Turun Langsung Coba Hasilnya
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Upaya Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Semarang dalam membina kemandirian klien pemasyarakatan mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Pada Senin (21/7/25), Asisten Deputi Koordinasi Strategi Pelayanan Pemasyarakatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Dwi Nastiti, melakukan kunjungan kerja untuk meninjau secara langsung pelaksanaan program pelatihan keterampilan totok (pijat akupresur) bagi klien pemasyarakatan.
Dalam kunjungan tersebut, Dwi Nastiti didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah, Mardi Santoso, Kabid Pembimbingan Kemasyarakatan Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah, Muhamad Susanni, serta Kepala Bapas Semarang, Totok Budiyanto. Kegiatan ini menjadi bagian dari evaluasi dan penguatan strategi pembinaan bagi klien pemasyarakatan di Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Kepala Kanwil Ditjenpas Jateng, Mardi Santoso, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelatihan yang digagas Bapas Semarang. Ia menegaskan bahwa pembinaan berbasis keterampilan riil seperti ini sangat krusial dalam mendukung reintegrasi sosial para klien.
“Pembinaan seperti ini harus terus diperkuat. Klien pemasyarakatan harus dibekali keterampilan yang mampu meningkatkan daya saing dan memutus siklus residivisme. Kami mendukung penuh inovasi dan kreativitas jajaran di UPT untuk menghadirkan program yang tepat sasaran,” ujar Mardi Santoso.
Sementara itu, Dwi Nastiti menyampaikan bahwa pelatihan seperti totok tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk mentalitas mandiri yang dibutuhkan klien untuk kembali ke tengah masyarakat.
“Aspek pembinaan kemandirian seperti ini sangat penting. Ini bukan hanya soal keterampilan, tapi juga membentuk mental positif dan kemandirian ekonomi,” ungkapnya.
Menariknya, Dwi Nastiti dan rombongan juga mencoba langsung layanan totok dari para klien yang sedang menjalani pelatihan. Interaksi langsung ini bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga memberikan validasi nyata terhadap hasil pembinaan yang dilakukan oleh jajaran pemasyarakatan.
Kepala Bapas Semarang, Totok Budiyanto, menjelaskan bahwa pelatihan keterampilan ini dirancang agar dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mendukung klien dalam membuka usaha mandiri setelah bebas.
“Kami selalu menyesuaikan program pelatihan dengan kebutuhan riil dan potensi yang dimiliki klien. Totok menjadi salah satu yang banyak diminati,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Muhamad Susanni, Kabid Pembimbingan Kemasyarakatan Kanwil Ditjenpas Jateng. Ia menyebutkan bahwa pelatihan totok tergolong efektif dan menjanjikan secara ekonomi karena memiliki pasar yang luas dan relatif mudah dikuasai.
Program ini menjadi bagian dari strategi besar Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mendukung pembinaan klien secara menyeluruh baik dari sisi mental, sosial, maupun ekonomi.
Melalui pelatihan seperti ini, klien diharapkan mampu mengembangkan potensi diri, menghindari kembali ke jalan yang salah, dan lebih siap menjalani hidup baru yang mandiri dan produktif di masyarakat. (*)


Tinggalkan Balasan