UMKM Warga Binaan Menjadi Magnet Expo, Hadirkan Kreativitas dan Harapan Baru

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Semarak Salatiga UKM Expo Festival Gastronomi 2025 yang berlangsung di Taman Wisata Sejarah Salatiga (TWSS) kembali menjadi ajang pembuktian bahwa kreativitas dapat tumbuh di mana saja, termasuk di lingkungan pemasyarakatan. Melalui stand resmi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga, berbagai karya unggulan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) se-Lapas dan se-Rutan di wilayah Jawa Tengah dipamerkan dan sukses menarik perhatian para pengunjung, Sabtu (01/11/25).

Kepala Rutan Salatiga, Anton Adi Ristanto, menyampaikan bahwa keikutsertaan Rutan Salatiga dalam kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memperluas ruang promosi dan pemasaran produk UMKM hasil binaan warga pemasyarakatan.

“Keikutsertaan kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata kami untuk mempromosikan hasil karya warga binaan melalui stand Rutan Salatiga,” ujar Anton.

Baca Juga:  Polres Nganjuk Gencarkan Razia Balap Liar dan Knalpot Brong Demi Ketertiban Ramadan

Anton menegaskan, kegiatan ini bukan hanya ajang pameran, tetapi juga momentum untuk mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi melalui sektor UMKM, termasuk bagi warga binaan yang tengah menjalani masa pembinaan.

“Expo ini menjadi momentum kebangkitan UKM sebagai pilar penggerak perekonomian bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat mewujudkan UKM yang produktif, inovatif, dan kreatif, serta diterima masyarakat,” jelasnya.

Pengunjung Beri Dukungan dan Apresiasi

Salah satu pengunjung, Widodo Tole, mengaku kagum dengan karya-karya yang dihasilkan oleh para warga binaan. Ia bahkan membeli sejumlah produk sebagai bentuk dukungan.

“Ini sangat luar biasa. Rutan dan Lapas, khususnya di Jawa Tengah, memberikan wadah bagi warga binaan untuk berkreasi dan menghasilkan produk yang sangat bagus. Saya sangat mengapresiasi,” tuturnya dengan antusias.

Baca Juga:  Resepsi Akbar Isbat Nikah Massal di Surabaya: 330 Pasangan Sah di Mata Agama dan Negara

Widodo menyebut tidak menyangka bahwa warga binaan mampu membuat produk berkualitas seperti batik, olahan makanan seperti kue dan basreng, sapu, hingga kerajinan tangan yang terlihat rapi dan bernilai jual tinggi.

“Ini bukti bahwa Rutan dan Lapas telah bergerak maju memberikan pembinaan nyata. Keterampilan ini menjadi modal penting ketika mereka kembali ke masyarakat nanti,” tambahnya.

Wujud Nyata Program Pembinaan Produktif

Beragam produk yang dipamerkan ini merupakan hasil program pembinaan kerja sebagai implementasi dari akselerasi kebijakan Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di bawah kepemimpinan Agus Andrianto, yang mendorong penguatan kemandirian dan pendayagunaan keterampilan warga binaan.

Baca Juga:  Pusbakum UIN Salatiga: Dari Pasal ke Aksi, Mengabdi Lewat Kesadaran Hukum di Desa Gesing

Langkah ini diharapkan tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kesiapan warga binaan untuk berintegrasi kembali ke masyarakat setelah bebas.

Kehadiran stand Rutan Salatiga dalam Festival Gastronomi 2025 bukan hanya sebatas pameran produk, namun menjadi simbol perubahan paradigma pemasyarakatan modern: dari sekadar menjalani masa hukuman, menjadi proses pembinaan menuju kemandirian dan keberdayaan ekonomi.

Dengan apresiasi yang terus menguat dari masyarakat, karya warga binaan kini bukan sekadar hasil pelatihan tetapi jembatan harapan menuju masa depan yang lebih baik. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!