Wakil Gubernur Jatim Tegaskan Penguatan Vokasi Jadi Kunci Hadapi Disrupsi Industri 4.0 dan Society 5.0
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Perubahan besar dalam lanskap dunia kerja akibat Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 menuntut lulusan SMK memiliki kompetensi yang lebih adaptif dan relevan. Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, saat menjadi keynote speech dalam forum Strategi Peluang Kerja SMK Provinsi Jatim yang digelar Dinas Pendidikan Jawa Timur di Ballroom Mercure Grand Mirama, Surabaya, Rabu (3/12/2025).
Dalam paparannya, Wagub Emil menekankan bahwa penguatan pendidikan vokasi merupakan fondasi utama agar generasi muda mampu bertahan dan bersaing di tengah guncangan transformasi digital. Menurut Emil, era big data dan kecerdasan buatan telah menggeser jutaan jenis pekerjaan tradisional dan menghadirkan profesi-profesi baru yang menuntut keterampilan lebih spesifik.
“Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 membawa pergeseran besar. Diperkirakan 75–375 juta pekerja mengalami perubahan jenis pekerjaan, dan sekitar 1,8 juta pekerjaan digantikan oleh AI. Karena itu, lulusan SMK tidak cukup hanya bermodal ijazah. Mereka harus terus belajar, kreatif, dan mampu membaca peluang,” tegas Emil.
Ia juga menyoroti tingginya kepadatan penduduk Jawa Timur yang mencapai 42 juta jiwa dengan keterbatasan lahan. Kondisi ini membuat penciptaan lapangan kerja tidak bisa hanya bertumpu pada sumber daya alam, melainkan pada inovasi dan penguatan kompetensi SDM.
Dorong Kemampuan Adaptif dan Gig Economy
Emil menilai penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK dari 8,70 persen menjadi 6,78 persen patut diapresiasi, namun belum cukup. Ia mendorong siswa SMK untuk memanfaatkan berbagai peluang kerja baru, termasuk pola gig economy yang memberikan fleksibilitas dan ruang bagi pekerja berbasis proyek.
“Gig economy ibarat panggung besar. Fotografi, multimedia, event, hingga desain adalah peluang yang terbuka lebar. Anak-anak SMK harus siap bersaing tidak hanya di industri besar, tetapi juga di ekosistem ekonomi kreatif,” ujarnya.
Kompetensi Bahasa Asing Jadi Kunci Kerja Global
Wagub Emil juga menyinggung besarnya peluang kerja luar negeri bagi lulusan SMK. Jepang membutuhkan lebih dari 345 ribu tenaga kerja melalui skema SSW, Taiwan membuka 15 ribu lowongan, sementara Korea terus menambah kebutuhan tenaga terampil.
“Jangan menunggu lulus untuk belajar bahasa. Mulai dari kelas 9 atau 10 sudah harus disiapkan. Bahasa bukan sekadar syarat, tapi pintu masuk menuju kesempatan global,” tambahnya.
Tiga Strategi Dindik Jatim Siapkan Lulusan Kompetitif
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen mengawal tiga langkah strategis untuk meningkatkan keterserapan kerja lulusan SMK:
1. Memperkuat link and match antara SMK dan dunia industri (DUDIKA) dengan memperbanyak praktik lapangan dan keterlibatan tenaga ahli industri di sekolah.
2. Percepatan sertifikasi dan micro-credential, di mana sekitar 5.000 siswa telah memiliki paspor kompetensi yang diakui pasar global.
3. Perlindungan dan perluasan pasar kerja, termasuk memastikan program magang berkelanjutan dan membuka jalur kerja luar negeri secara legal.
Aries menekankan bahwa karakter dan disiplin kerja menjadi faktor penting yang turut menentukan keberhasilan lulusan SMK di dunia kerja global.
Harapan Besar Menuju SDM Jatim Berdaya Saing Global
Dengan penguatan vokasi, kolaborasi erat dengan industri, serta peningkatan kompetensi lintas bidang, Wagub Emil optimistis lulusan SMK di Jawa Timur tidak hanya siap bersaing di dalam negeri, tetapi juga di pasar tenaga kerja internasional.
“Dengan vokasi yang kuat, bahasa asing yang dikuasai, dan industri yang terlibat langsung, kita bisa memastikan setiap lulusan SMK Jatim siap menghadapi disrupsi dan memenangkan persaingan global,” pungkas Emil. (*)



Tinggalkan Balasan