Warga dan Pengusaha Bandungan Klarifikasi Pemberitaan Di Sejumlah Media Online Yang Tidak Berimbang
Laporan: Wahyu Widodo
KAB. SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM – Sejumlah pengusaha dan warga Dusun/Desa Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, menyampaikan keresahan mereka terhadap sejumlah pemberitaan media online yang dianggap tidak berimbang serta menyudutkan salah satu pihak. Pemberitaan tersebut dinilai tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga menimbulkan keresahan masyarakat dan berdampak negatif terhadap aktivitas ekonomi, khususnya sektor pariwisata di wilayah Bandungan.
Salah satu pengusaha lokal, Budi Santosa (49), yang akrab disapa Santo, menyampaikan keberatannya atas narasi berita yang menyebut kawasan Bandungan mendadak mencekam akibat aksi brutal kelompok preman bersenjata tajam. Menurutnya, informasi tersebut tidak benar dan justru bersifat provokatif.
“Apa yang dituliskan dalam berita tersebut tidak benar dan provokatif. Saat itu tidak ada sekelompok preman. Apalagi sampai membawa senjata tajam,” tegas Santo saat ditemui di Rumah Makan Sekeco, Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Senin (26/5/2025). Ia didampingi sejumlah pengusaha dan warga lainnya yang ikut memberikan dukungan.
Santo juga menyesalkan pemberitaan yang menyebut dirinya sebagai pimpinan kelompok yang kerap melakukan intimidasi terhadap warga. Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai fitnah yang mencemarkan nama baiknya.
“Itu adalah fitnah. Bisa dicek ke warga sekitar. Pada kejadian itu, Minggu malam, 18 Mei 2025 sekitar pukul 21.15 WIB, justru AG lah yang terlebih dahulu memulai membuat keributan dan melakukan penganiayaan bersama temannya. Maka spontan warga berdatangan ke lokasi. Kami punya banyak saksi dan bukti rekaman CCTV,” ungkap Santo.
Ia membeberkan kronologi kejadian berdasarkan penuturannya. Saat itu, ia baru pulang dari takziah dan mendengar teriakan bahwa seorang warga bernama R tengah dikeroyok. Mendengar hal itu, beberapa karyawan Santo langsung menuju lokasi kejadian.
“Saya pulang dari takziah dan mendengar ada yang teriak ‘tolongin R dikeroyok!’ R katanya sampai pingsan di depan rumah. Spontan karyawan saya langsung mengejar pelaku pengeroyokan,” jelasnya.
Keributan pun sempat mengundang perhatian warga sekitar, bahkan diduga disaksikan oleh pihak luar yang kebetulan berada di kawasan tersebut. Dari tiga pelaku pengeroyokan, satu di antaranya, yakni AG, berhasil diamankan lebih dulu.
“Mungkin waktu itu juga diikuti ada orang dari luar karena suaranya kan ramai. Kalau tidak salah, dari tiga pelaku pengeroyokan itu, yang pertama berhasil diamankan adalah AG,” tambah Santo.
Ia menekankan bahwa insiden sebenarnya dipicu oleh AG dan kelompoknya, yang lebih dahulu melakukan tindakan kekerasan terhadap R. Namun demikian, Santo menegaskan bahwa persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan mediasi pihak kepolisian.
“Justru saat ini yang membuat resah warga Bandungan dan para pengusaha itu ya pemberitaan yang tidak benar itu,” ujar Santo.
Menurutnya, narasi yang menggambarkan suasana Bandungan sebagai kawasan mencekam justru berdampak besar terhadap sektor wisata dan usaha lokal. Banyak pengusaha mengalami kerugian akibat berkurangnya jumlah pengunjung.
“Bandungan itu kawasan wisata. Kalau dibilang mencekam, ya siapa yang mau datang? Kami sangat dirugikan,” ujarnya lagi.
Untuk itu, Santo berharap redaksi media online yang menerbitkan berita tersebut dapat melakukan klarifikasi dan pelurusan informasi agar tidak menimbulkan keresahan yang lebih luas.
“Kami berharap ada klarifikasi dari pihak media. Jangan sampai informasi yang keliru justru membuat citra Bandungan rusak dan ekonomi warga terganggu,” harapnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan menempuh jalur hukum, Santo menjelaskan bahwa hal tersebut masih akan dibahas dalam musyawarah bersama warga dan para pelaku usaha.
“Kalau soal hukum, kami masih musyawarah dengan warga dan pelaku usaha lain. Tapi yang jelas, persoalan pengeroyokan sudah selesai. Kesalahpahaman juga sudah diselesaikan di kepolisian. Kami hanya ingin meluruskan berita yang tidak benar dan mengandung hoaks,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan