Wujud Nyata Pemasyarakatan Berintegritas, Kanwil Ditjenpas Jateng Torehkan Capaian Gemilang
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Tengah menorehkan capaian gemilang sepanjang satu tahun terakhir dalam rangka mendukung 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Capaian ini menjadi bukti komitmen kuat jajaran pemasyarakatan di Jawa Tengah untuk menghadirkan sistem yang berintegritas, produktif, dan berorientasi pada pembinaan manusia.
Berbagai program strategis dijalankan secara masif, mulai dari pemberantasan narkoba, deteksi dini gangguan keamanan, hingga penguatan ketahanan pangan dan pengembangan UMKM bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Tak hanya itu, aspek spiritual pun tak luput dari perhatian melalui pembangunan dan peresmian rumah ibadah lintas agama — gereja, pesantren, dan vihara — di sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan.
Pemasyarakatan Humanis dan Berkeadilan
Selama satu tahun, Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah telah menyalurkan remisi kepada 52.776 WBP, sebagai bentuk penghargaan atas perilaku baik selama menjalani pembinaan. Selain itu, hak integrasi juga diberikan melalui Cuti Bersyarat kepada 1.498 WBP, Pembebasan Bersyarat kepada 2.424 WBP, dan Cuti Menjelang Bebas untuk 7 WBP.
Dalam rangka mengatasi overcapacity dan overcrowding, sebanyak 1.238 WBP telah dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan lain yang lebih memadai. Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah dalam memastikan kondisi pembinaan berjalan secara manusiawi dan bermartabat.
Pemberdayaan dan Kemandirian WBP
Dari sisi pemberdayaan ekonomi, Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah mengelola 942.649 meter persegi lahan produktif sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional. Melalui program ini, ratusan WBP dilibatkan dalam kegiatan pertanian, peternakan, hingga pengolahan hasil bumi yang bernilai ekonomi.
Lebih dari itu, sebanyak 732 WBP aktif dalam kegiatan UMKM Pemasyarakatan di berbagai sektor kreatif. Produk unggulan seperti Kain Goyor khas Sukoharjo, Tikar Pandan dari Nusakambangan, hingga Coco Rope hasil olahan serat kelapa dari Cilacap kini tak hanya dikenal di pasar domestik, tetapi juga telah menembus pasar global.
Capaian tersebut menjadi bukti bahwa hasil karya WBP mampu bersaing secara profesional dan berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional.
Kepedulian Sosial yang Menyentuh Masyarakat
Tak hanya fokus pada pembinaan internal, Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah juga menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi. Sepanjang tahun, jajaran pemasyarakatan berhasil menyalurkan bantuan sosial senilai Rp257.127.840,00 kepada 3.823 penerima manfaat, yang terdiri dari keluarga WBP dan masyarakat sekitar UPT Pemasyarakatan.
Program ini menjadi bentuk nyata bahwa pemasyarakatan tidak hanya membina di balik tembok lapas, tetapi juga menebar manfaat bagi masyarakat luas.
Integritas dan Sinergi sebagai Fondasi
Kepala Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah, Mardi Santoso, mengapresiasi kerja keras seluruh jajaran yang telah berkontribusi terhadap capaian luar biasa tersebut.
“Capaian ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari semangat, dedikasi, dan tanggung jawab seluruh insan pemasyarakatan. Kami akan terus berbenah dan berinovasi agar pemasyarakatan di Jawa Tengah menjadi ruang yang benar-benar membina, memanusiakan, dan memberikan harapan,” ujar Mardi saat dihubungi tim humas, Jumat (31/10/25).
Mardi menegaskan bahwa ke depan, Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah akan terus memperkuat sinergi lintas instansi dengan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta masyarakat. Sinergi ini diharapkan memastikan setiap program pembinaan dan pemberdayaan berjalan berkelanjutan, terukur, dan berdampak langsung.
Pemasyarakatan Semakin PRIMA
Dengan semangat Profesional, Responsif, Inovatif, Modern, dan Akuntabel (PRIMA), Kanwil Ditjenpas Jawa Tengah menutup satu tahun kerja dengan tekad kuat untuk terus mewujudkan pemasyarakatan yang membina, memberdayakan, sekaligus menumbuhkan harapan dan perubahan bagi bangsa.
Perjalanan satu tahun ini bukanlah akhir, melainkan pijakan untuk melangkah menuju pemasyarakatan berintegritas yang semakin humanis dan transformatif di masa mendatang. (*)


Tinggalkan Balasan