Indigofera Zollingeriana, Solusi Praktis Pasokan Pakan Konsentrat Hijauan Untuk Peternak Modern
Ungaran, beritaglobal.net – Pasokan pakan dan nutrisi adalah
hal mutlak bagi para peternak, karena dapat mempengaruhi produktivitas dan
reproduksi ternak, menjaga kesehatan ternak, mempengaruhi kualitas produk
ternak, menentukan kesehatan serta keamanan produk ternak. Untuk itulah,
kepastian ketersediaan nutrisi dan pakan harus dipastikan sumbernya,
kesinambungan ketersediaan bahan pakan, kualitas bahan pakan yang terjaga baik,
Nutrinomika bahan sangatlah penting, untuk menarik minat peternak lainnya.
hal mutlak bagi para peternak, karena dapat mempengaruhi produktivitas dan
reproduksi ternak, menjaga kesehatan ternak, mempengaruhi kualitas produk
ternak, menentukan kesehatan serta keamanan produk ternak. Untuk itulah,
kepastian ketersediaan nutrisi dan pakan harus dipastikan sumbernya,
kesinambungan ketersediaan bahan pakan, kualitas bahan pakan yang terjaga baik,
Nutrinomika bahan sangatlah penting, untuk menarik minat peternak lainnya.
Menyadari bahwa pentingnya pasokan pakan dan nutrisi untuk
ternak, Riyadi (45) warga Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang,
mencoba mengembangkan sumber pakan alternatif untuk ternak kambingnya. Selain
rumput Odhot, Riyadi juga menanam dan mengembangbiakkan tanaman Indigofera atau
yang lebih dikenal dengan tanaman Tarum.
ternak, Riyadi (45) warga Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang,
mencoba mengembangkan sumber pakan alternatif untuk ternak kambingnya. Selain
rumput Odhot, Riyadi juga menanam dan mengembangbiakkan tanaman Indigofera atau
yang lebih dikenal dengan tanaman Tarum.
“Saya sudah lebih kurang satu tahun terakhir,
mengembangkan tanaman Indigofera, selain rumput odhot untuk suplai hijauan
ternak sapi dan kambing,” ungkapnya kepada beritaglobal.net, belum lama
ini.
mengembangkan tanaman Indigofera, selain rumput odhot untuk suplai hijauan
ternak sapi dan kambing,” ungkapnya kepada beritaglobal.net, belum lama
ini.
Bermula dari 3 ekor kambing yang dia pelihara di awal tahun
2019, kini Riyadi memelihara sudah hampir 200 ekor kambing, dari kapasitas
kandang miliknya yang dapat menampung 600 ekor kambing.
2019, kini Riyadi memelihara sudah hampir 200 ekor kambing, dari kapasitas
kandang miliknya yang dapat menampung 600 ekor kambing.
![]() |
Ternak kambing domba milik Riyadi, di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. (Foto: dok. istimewa/Agus) |
“Saya mulai memelihara kambing di awal tahun 2019,
awalnya 3 ekor, 1 jantan dan 2 betina, target kami bisa ribuan ekor,”
jelas Riyadi.
awalnya 3 ekor, 1 jantan dan 2 betina, target kami bisa ribuan ekor,”
jelas Riyadi.
Riyadi yang juga sebagai Kepala Desa Kadirejo, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang, menargetkan bahwa dalam 3 tahun ke depan, desanya
dapat mensuplai kambing domba 2.000 hingga
3.000 ekor per tahun. Dari asumsi, 1 ekor induk dapat beranak 3 kali
dalam kurun waktu 2 tahun.
Pabelan, Kabupaten Semarang, menargetkan bahwa dalam 3 tahun ke depan, desanya
dapat mensuplai kambing domba 2.000 hingga
3.000 ekor per tahun. Dari asumsi, 1 ekor induk dapat beranak 3 kali
dalam kurun waktu 2 tahun.
Dirinya, menyebut bahwa untuk pangsa pasar kambing di Jawa
Tengah masih sangat terbuka luas. “Pemasaran masih mudah, karena saat masa
Idul Adha, pasokan kambing sangat kurang,” imbuhnya.
Tengah masih sangat terbuka luas. “Pemasaran masih mudah, karena saat masa
Idul Adha, pasokan kambing sangat kurang,” imbuhnya.
Kendala kekurangan pasokan rumput untuk pakan, dirinya
merencanakan bahwa di Desanya dapat mensuplai rumput sendiri, apabila ada
kelebihan stok, Pemerintah Desa akan menampung rumput dari para petani. Selain itu,
perubahan iklim yang ekstrem seringkali membuat hewan ternak rentan terserang
penyakit, namun dirinya menyebut bahwa adanya obat – obatan untuk mempercepat
penyembuhan kambing yang sakit.
merencanakan bahwa di Desanya dapat mensuplai rumput sendiri, apabila ada
kelebihan stok, Pemerintah Desa akan menampung rumput dari para petani. Selain itu,
perubahan iklim yang ekstrem seringkali membuat hewan ternak rentan terserang
penyakit, namun dirinya menyebut bahwa adanya obat – obatan untuk mempercepat
penyembuhan kambing yang sakit.
Saat ini, dirinya secara pribadi memberikan contoh kepada
masyarakat di desanya, bahwa generasi muda yang terjun ke dunia pertanian dan
peternakan, dapat menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri, dan bahkan
menyerap tenag kerja setempat.
masyarakat di desanya, bahwa generasi muda yang terjun ke dunia pertanian dan
peternakan, dapat menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri, dan bahkan
menyerap tenag kerja setempat.
“Pertanian dan peternakan adalah potensi rekan – rekan
pemuda untuk mencipatakan lapangan kerjanya sendiri. Saya sudah memulai kerja
sama dengan IPB, Undip, UNS untuk strategi beternak yang baik. Untuk pemasaran,
kami menggandeng mitra dari penjual sate,” terang Riyadi.
pemuda untuk mencipatakan lapangan kerjanya sendiri. Saya sudah memulai kerja
sama dengan IPB, Undip, UNS untuk strategi beternak yang baik. Untuk pemasaran,
kami menggandeng mitra dari penjual sate,” terang Riyadi.
Keunggulan dan Keuntungan Indigofera Zollingeriana
Keunggulan Indigofera Zollingeriana yang dikembangkannya
bersama dengan Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr., seorang dosen peneliti dari
Institut Pertanian Bogor (IPB), dijelaskan oleh Riyadi bahwa selain bermanfaat
untuk alternatif konsentrat pakan hijauan, tanaman ini juga bisa mencegah tanah
longsongsor dan menyelamatkan lahan kritis.
bersama dengan Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc.Agr., seorang dosen peneliti dari
Institut Pertanian Bogor (IPB), dijelaskan oleh Riyadi bahwa selain bermanfaat
untuk alternatif konsentrat pakan hijauan, tanaman ini juga bisa mencegah tanah
longsongsor dan menyelamatkan lahan kritis.
“Tanaman Indigofera Zollingeriana ini selain bagus untuk pakan, juga
dapat memproduksi biomasa tinggi, mudah dibudidayakan, mudah diperbanyak,
kualitas hijauan tinggi, toleran terhadap kekeringannya bagus, dapat pula
menahan erosi, hal ini kan bagus dikembangkan untuk di lahan – lahan kritis,
sehingga bagus untuk mengembalikan kesuburan tanah, dan yang lebih penting,
tanaman ini aman untuk ternak,” jelas Riyadi.
dapat memproduksi biomasa tinggi, mudah dibudidayakan, mudah diperbanyak,
kualitas hijauan tinggi, toleran terhadap kekeringannya bagus, dapat pula
menahan erosi, hal ini kan bagus dikembangkan untuk di lahan – lahan kritis,
sehingga bagus untuk mengembalikan kesuburan tanah, dan yang lebih penting,
tanaman ini aman untuk ternak,” jelas Riyadi.
Dijelaskan lagi olehnya, bahwa
proporsi biaya pakan terhadap total biaya produksi semakin meningkat, pada era
tahun 1980, untuk ruminansia (hewan pemakan rumput), proporsi biaya pakan
mencapai 65% dari biaya total produksi. Sedangkan beberapa tahun terakhir, sudah
meningkat lagi menjadi 70%, dan kondisi ini lebih rendah dibanding dengan
peternakan unggas dan perikanan. Bila peternak unggas dan ikan, belakangan ini
harus menanggung biaya pakan sebesar 75 – 80% dari total biaya produksi mereka.
proporsi biaya pakan terhadap total biaya produksi semakin meningkat, pada era
tahun 1980, untuk ruminansia (hewan pemakan rumput), proporsi biaya pakan
mencapai 65% dari biaya total produksi. Sedangkan beberapa tahun terakhir, sudah
meningkat lagi menjadi 70%, dan kondisi ini lebih rendah dibanding dengan
peternakan unggas dan perikanan. Bila peternak unggas dan ikan, belakangan ini
harus menanggung biaya pakan sebesar 75 – 80% dari total biaya produksi mereka.
“Peningkatan proporsi biaya pakan ini disebabkan oleh trend peningkatan
penggunaan konsentrat pada ruminansia, komponen bahan baku masih import, serta
persaingan penggunaan bahan baku, dan teknologi bioreinery,” ungkap Riyadi.
penggunaan konsentrat pada ruminansia, komponen bahan baku masih import, serta
persaingan penggunaan bahan baku, dan teknologi bioreinery,” ungkap Riyadi.
Melihat perkembangan konsentrat pakan ternak yang semakin pesat,
Riyadi akhirnya memilih untuk mengembangkan tanaman Indigofera Zollingeriana. “Cara
tanam dan perawatannya mudah, proses panen cepat, kurang lebih 40 hari, sudah
bisa kita panen dan gunakan untuk ternak. Saya mengembangkan tanaman ini karena
hitungannya jelas, dibanding dengan bahan konsentrat hijau lainnya, Indigofera
lebih murah,” imbuh Riyadi menjelaskan keunggulan Indigofera dibanding tanaman
lain.
Riyadi akhirnya memilih untuk mengembangkan tanaman Indigofera Zollingeriana. “Cara
tanam dan perawatannya mudah, proses panen cepat, kurang lebih 40 hari, sudah
bisa kita panen dan gunakan untuk ternak. Saya mengembangkan tanaman ini karena
hitungannya jelas, dibanding dengan bahan konsentrat hijau lainnya, Indigofera
lebih murah,” imbuh Riyadi menjelaskan keunggulan Indigofera dibanding tanaman
lain.
Selain dari kandungan protein dan serat, tanaman Indigofera ini
mengandung asam amino esensial yang cukup tinggi yaitu 62% dari kebutuhan asam
amino yang dibutuhkan ternak. Khusus untuk kambing, prosentase kecernaan bahan
kering mencapai 78 – 82%, dan kecernaan untuk bahan organiknya mencapai 77 –
80%.
mengandung asam amino esensial yang cukup tinggi yaitu 62% dari kebutuhan asam
amino yang dibutuhkan ternak. Khusus untuk kambing, prosentase kecernaan bahan
kering mencapai 78 – 82%, dan kecernaan untuk bahan organiknya mencapai 77 –
80%.
“Kandungan nutrisi tanaman Indigofera ini, cukup tinggi, dari asam
amino essensialnya, protein, abu, serat serta zat – zat nutrisi lainnya yang
dibutuhkan hewan ternak. Selain untuk ruminansia, tanaman ini bagus juga untuk
penggemukan sapi dan sapi perah, penggemukan dan kambing perah, bagi peternak
kelinci juga bisa membantu mempermudah pakan hijauan. Konsentrat untuk ayam
petelur, serta peternakan ikan gurame dan ikan nila,” terang Riyadi.
amino essensialnya, protein, abu, serat serta zat – zat nutrisi lainnya yang
dibutuhkan hewan ternak. Selain untuk ruminansia, tanaman ini bagus juga untuk
penggemukan sapi dan sapi perah, penggemukan dan kambing perah, bagi peternak
kelinci juga bisa membantu mempermudah pakan hijauan. Konsentrat untuk ayam
petelur, serta peternakan ikan gurame dan ikan nila,” terang Riyadi.
Penjelasan Riyadi, didukung pula penelitian yang dilakukan oleh
Institut Pertanian Bogor, yang telah bekerja sama dengan Riyadi, dari hasil
penelitian terhadap konsentrat berbahan tanaman Indigofera, para peternak ruminansia
dapat menghemat biaya pakan antara 22 – 38 % dari biaya produksi. Sementara
itu, untuk penghematan biaya pakan peternak ayam potong mencapai 7%, dan ayam
petelur berkisar 11% dari biaya produksi.
Institut Pertanian Bogor, yang telah bekerja sama dengan Riyadi, dari hasil
penelitian terhadap konsentrat berbahan tanaman Indigofera, para peternak ruminansia
dapat menghemat biaya pakan antara 22 – 38 % dari biaya produksi. Sementara
itu, untuk penghematan biaya pakan peternak ayam potong mencapai 7%, dan ayam
petelur berkisar 11% dari biaya produksi.
Dalam proses pengembangan tanaman Indigofera, dirinya juga telah
membuka ruang untuk petenak lain, bersama untuk berkembang, dengan membangun
tempat untuk diskusi tentang pengembangan dunia peternakan, dalam wadah Forum
Group Diskusi Peternakan Mandiri. “Saya
telah sediakan tempat, untuk rekan – rekan peternak bersama – sama berdiskusi
di tempat saya, sudah ada wahana langsung, mulai dari kebun bibit, kandang,
proses pembuatan pakan fermentasi, dan pengolahan pupuk,” terang Riyadi.
membuka ruang untuk petenak lain, bersama untuk berkembang, dengan membangun
tempat untuk diskusi tentang pengembangan dunia peternakan, dalam wadah Forum
Group Diskusi Peternakan Mandiri. “Saya
telah sediakan tempat, untuk rekan – rekan peternak bersama – sama berdiskusi
di tempat saya, sudah ada wahana langsung, mulai dari kebun bibit, kandang,
proses pembuatan pakan fermentasi, dan pengolahan pupuk,” terang Riyadi.
Lokasi peternakan kambing Riyadi, mudah dijangkau, bila dari
pusat Kota Salatiga, bisa ditempuh dari jalan Raya Beringin – Salatiga, dengan
jarak tempuh kurang lebih 10 kilometer dan lokasinya tepat ditepi jalan raya
Semowo – Macanan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. (Agus Subekti)
pusat Kota Salatiga, bisa ditempuh dari jalan Raya Beringin – Salatiga, dengan
jarak tempuh kurang lebih 10 kilometer dan lokasinya tepat ditepi jalan raya
Semowo – Macanan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. (Agus Subekti)
Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tinggalkan Balasan