Lurah Kumpulrejo: Muda, Kreatif dan Bersemangat Untuk Kemajuan Kumpulrejo
Salatiga, beritaglobal.net – Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, merupakan bagian dari sisi selatan wilayah Kota Salatiga dan masih berada di kaki Gunung Merbabu, dengan kondisi alam yang masih serupa dengan desa – desa sekitarnya yang masuk wilayah Kabupaten Semarang.
Dilansir dari situs argomulyo.salatiga.go.id, Kelurahan Kumpulrejo mempunyai luas wilayah ± 629.030 ha terbagi menjadi 10 RW dan secara tradisi disebut dusun yaitu Dusun Randuares, Dusun Promasan, Dusun Slumut, Dusun Ngronggo, Dusun Bendosari, Dusun Tetep Wates, Dusun Kenteng, Dusun Salib Putih, Dusun Ngemplak, Dusun Belon.
Sejak bulan Januari 2019 lalu, Kelurahan Kumpulrejo dipimpin oleh seorang pemuda yang gesit, kreatif serta bersemangat untuk membawa Kelurahan Kumpulrejo, semakin berkembang. Dialah, Eska Bayu Sukmawan (30), jebolan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2009.
Saat ditemui beritaglobal.net, di ruanv kerjanya di Kantor Kelurahan Kumpulrejo, Senin (04/02/2019), suami dari Rahayu Harwidiastuti, serta ayah dari Alana Safaselma Fatiha (4,5), Kaisar Angkasa Fatih Wiratama (2,5), Anugerah Jagad Samudra (2 bln), menyampaikan visi kepemimpinannya di Kelurahan Kumpulrejo.
“Setelah lulus dari IPDN dengan mengambil bidang ilmu pemerintahan, saya langsung bertugas di Badan Kepegawaian Daerah Kota Salatiga, kemudian berlanjut ke karier menjadi ajudan, staff Kesbangpolinmas, Tapem, Sekretaris Kelurahan Mangunsari, Kasubbag Rumah Tangga pada Bagian Umum Setda Kota Salatiga, dan diberi kepercayaan oleh Walikota Salatiga, sebagai Lurah Kumpulrejo sejak November 2018 lalu, namun baru aktif pada awal Januari 2019,” ungkap Bayu.
Bayu menilai bahwa Kelurahan Kumpulrejo mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang luar biasa. “Wilayah kami ketempatan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah di Ngronggo, potensi pertanian dan peternakan yang dapat menjadikan alternatif baru untuk wisata edukasi di Kota Salatiga, khususnya pada kelompok petani peternakan sapi perah yang telah diupayakan perkembangannya sejak tahun 2015 silam,” imbuhnya mengenai potensi SDA dan SDM Kelurahan Kumpulrejo.
Kultur masyarakat Kumpulrejo yang masih kental dengan rasa kebersamaan dalam melakukan setiap pekerjaan, merupakan modal utama untuk lebih memajukan dan mensejahterakan masyarakat Kelurahan Kumpulrejo.
“Kerukunan di sini, saya rasa masih sangat kental sekali, sekilas saya melihat dari makin berkembangnya beberapa kelompok petani peternak sapi perah, dan saat ada acara – acara tradisi seperti Saparan, sangat meriah dengan partisipasi aktif seluruh masyarakat di Kumpulrejo,” jelasnya.
Bayu berharap dengan modal rasa kerukunan yang tinggi, dapat lebih menumbuhkan toleransi serta dorongan untuk mengembangkan potensi ekonomi. “Tentu, kami sangat membutuhkan peran semua pihak, baik dari OPD, akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan media masa dalam mengembangkan seluruh potensi SDA dan SDM, untuk mencapai kemajuan perekonomian masyarakat,” harap Bayu dalam renacana pengembangan Kelurahan Kumpulrejo.
“Saya masih ingat, ungkapan seorang dokter saat menjadi pembicara di sebuah acara seminar, Kinerja tanpa publikasi itu ibarat membabi buta, namun publikasi saja tanpa ada kinerja nyata, adalah penciteraan belaka. Untuk itu, saya upayakan semua proporsional, kami mencoba gunakan semua platform komunikasi massa yang ada untuk secara efektif, efisien menyajikan perkembangan pembangunan di Kumpulrejo,” jelasnya.
Salah satu perhatian Eska Bayu dari beberapa kelompok tani ternak adalah KTT Margoraharjo 4 di Dusun Slumut, dimana KTT tersebut, masuk dalam nominasi penilaian KTT tingkat nasional. (Agus S/Khamim)
Tinggalkan Balasan